Putin Berulah, Harga Perak Nanjak

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak menguat pada perdagangan pagi ini setelah damai di Ukraina pupus membuat risiko perang meletus kembali tinggi.
Pada Selasa (22/2/2022) pukul 07:55 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 24,02/ons, naik 0,33% dibandingkan posisi kemarin.
Pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sepertinya batal.
Hal ini ditegaskan seorang pejabat senior pemerintahan AS kepada wartawan Senin (21/2/2022) malam waktu setempat. Ini menyusul laporan intelijen yang mengatakan Rusia telah mengirimkan pasukan ke Ukraina Timur, pasca mengakui dua wilayah yang dikuasai pemberontak sebagai negara.
"Berdasarkan semua yang kami lihat di lapangan di daerah sekitar Ukraina di utara, di timur, di selatan, adalah bahwa Rusia terus mempersiapkan aksi militer yang dapat terjadi di masa mendatang. Berjam-jam atau berhari-hari," kata pejabat itu kepada wartawan tanpa disebutkan nama.
"Pemerintah tentu saja tidak dapat berkomitmen pada pertemuan di mana Rusia mengaku tidak akan mengambil tindakan militer tapi tampaknya mereka akan melakukannya."
Di sisi lain, Kremlin juga mengatakan "prematur" untuk menyelenggarakan KTT soal Ukraina, mempertemukan Biden dan Putin. Ini ditegaskan langsung juru bicara pemerintahan Putin, Dmitry Peskov.
"Masih terlalu dini untuk berbicara tentang rencana khusus untuk menyelenggarakan segala jenis KTT," katanya dikutip AFP.
"Tidak ada rencana konkret untuk pertemuan puncak presiden."
Kondisi ini membuat ketegangan di Ukraina kembali tinggi. Ketidakpastian muncul membuat aset safe haven seperti perak diburu oleh investor.
Aset safe haven akan laku ketika terjadi gejolak politik dunia. Sebab mampu melindungi nilai aset investor karena pergerakannya yang stabil.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengangguran AS Bagus tapi Perak Loyo, Kok Bisa?