Agenda Erick: Rampingkan Telkom, Danareksa Holding Investasi

Market - Dityasa Hanin Forddanta, CNBC Indonesia
21 February 2022 15:57
Mimpi Besar Erick Thohir, BUMN Indonesia Bisa Mendunia Foto: Mimpi Besar Erick Thohir, BUMN Indonesia Bisa Mendunia (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Agenda pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) belum rampung. Menteri BUMN Erick Thohir masih memiliki sejumlah rencana untuk mendirikan holding sesuai klaster BUMN.

Terkait holdingisasi, lanjut Erick, di bawah kepemimpinannya, dibuat klasternya dan fokus 12 klaster besar dalam itu ada 4 yang bisa berjalan sesuai strategi besar yaitu holding operasional yang punya kesamaan.

Selanjutnya, salah satu yang menjadi bidikan adalah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang akan jadi ekosistem digital. Emiten telekomunikasi pelat merah ini memiliki sejumlah perusahaan kecil yang mungkin akan dikonsolidasikan. 

"Telkom itu ada beberapa perusahaan kecil yang akan kita konsolidasikan, ini yang mau kita dorong. Jadi kalau dari 12 (klaster) ada 4 (yang sudah jadi), paling tidak Menteri BUMN ke depan bisa mengejar konsolidasi holding operasional dengan kesamaan," terang Erick dalam wawancara eksklusif bersama CNBC Indonesia yang ditayangkan pada, Jumat (18/2/2022).

Erick juga akan menyulap Danareksa menjadi holding investasi bersama Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Kebetulan, PPA dan Danareksa sudah memiliki saham-saham minoritas seperti misalnya di PT Indosat Tbk (ISAT) dan sejumlah perusahaan lain.

"Nah, apa salahnya toh dia sekarang sedang konsolidasi BUMN di bawah PPA seperti ada 8 kawasan industri yang tadinya dikelola sendiri-sendiri, itu kan lebih baik dijadikan satu," kata Erick.

Sejauh ini, transformasi berupa konsolidasi BUMN yang dilakukan Erick mulai menunjukkan hasil. Laba BUMN per 2020 masih di kisaran Rp 13 triliun. Pada kuartal tiga tahun lalu, angkanya meningkat jadi Rp 61 triliun.

"Transformasi dari BUMN sendiri sudah terlihat hasilnya, ini baru saja rapat internal yang tadinya 2020 profit kita Rp 13 triliun, lalu di Q3 2021 buku itu Rp 61 triliun, ini baru aja tadi pagi fresh from the oven. Prediksi ini masih unaudited sampai Q4 itu sampai Rp 90 triliun," terang Erick.

"Jadi, bayangkan dari Rp 13 triliun ke Rp 90 triliun ini efisiensi luar biasa. Bisnis model berjalan baik terlepas harga komoditas lagi naik," sambungnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Erick: Ada 2 Sampai 4 Aksi Korporasi IPO BUMN Tahun Ini


(dhf/vap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading