Jumat Ceria, Saham CPO Diborong Ramai-ramai!
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) menghijau pada awal perdagangan hari ini, Jumat (18/2/2022). Saham-saham tersebut melanjutkan tren kenaikan dalam beberapa waktu terakhir.
Berikut saham-saham CPO yang menguat, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.28 WIB.
Eagle High Plantations (BWPT), naik +2,41%, ke Rp 85/unit
Cisadane Sawit Raya (CSRA), +2,26%, ke Rp 680/unit
SMART (SMAR), +2,22%, ke Rp 4.600/unit
Astra Agro Lestari (AALI), +2,05%, ke Rp 11.225/unit
Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), +2,00%, ke Rp 1.020/unit
PP London Sumatra Indonesia (LSIP), +1,85%, ke Rp 1.380/unit
Jaya Agra Wattie (JAWA), +1,64%, ke Rp 248/unit
Gozco Plantations (GZCO), +1,50%, ke Rp 135/unit
Triputra Agro Persada (TAPG), +1,40%, ke Rp 725/unit
Tunas Baru Lampung (TBLA), +1,27%, ke Rp 800/unit
Salim Ivomas Pratama (SIMP), +1,24%, ke Rp 488/unit
Dharma Satya Nusantara (DSNG), +0,78%, ke Rp 645/unit
Saham BWPT memimpin dengan kenaikan 2,41%, rebound dari koreksi pada 2 hari terakhir. Dalam sepekan, saham BWPT masih menguat 7,59%.
Saham CSRA mengekor dengan naik 2,26%. Dalam seminggu terakhir, saham ini melesat 13,33%.
Di posisi ketiga dan keempat, ada saham SMAR dan AALI yang masing-masing naik 2,22% dan 2,05%. Dalam kurun sepekan, kedua saham tersebut sudah teapresiasi 1,35% dan 11,17%.
Harga komoditas CPO di Bursa Derivatif Malaysia sendiri sudah naik dalam 2 hari terakhir.
Menurut data Refinitiv, pukul 09.43 WIB, harga CPO naik 0,96% ke MYR 5.560/ton. Sejak awal tahun (ytd), harga CPO sudah melesat 18,37%.
Menurut analis komoditas Reuters Wang Tao, secara teknikal, minyak sawit dapat menguji level resistance di MYR 5.608/ton hari ini. Apabila berhasil menembus ke atas, harga CPO berpotensi menuju MYR 5.676/ton.
Sebuah pola double-bottom kecil telah dikonfirmasi, yang menunjukkan target harga MYR 5.676/ton. Bahkan, jika kontrak berjangka CPO bisa naik ke level ini, jelas Wang Tao, tren turun dari tertinggi 15 Februari di MYR 5.773 diperkirakan akan berlanjut, karena selesainya siklus lima gelombang dari MYR 4.294.
Apabila harga gagal menembus level MYR 5.608, kata Wang, itu berarti bisa menjadi sinyal awal dari dimulainya kembali tren penurunan.
Kemarin, kenaikan harga CPO didorong oleh pembelian murah (buy the dip) setelah melorot selama dua hari, sementara para pedagang menilai ketegangan antara Rusia-Ukraina yang kembali memanas.
Seorang trader CPO yang berbasis di Kuala Lumpur mengatakan kepada Reuters, ketidakpastian atas kebuntuan Rusia-Ukraina tampaknya membuat pasar berhati-hati dan dapat membatasi kenaikan tajam pada minyak sawit.
Harga minyak dunia turun karena pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran memasuki tahap akhir, tetapi kerugian tersebut dibatasi oleh ketegangan yang meningkat antara eksportir energi utama Rusia dan Barat atas Ukraina.
Harga minyak mentah yang lebih lemah membuat CPO menjadi pilihan yang kurang menarik untuk bahan baku biodiesel.
Secara umum, fundamental minyak sawit telah positif sejauh bulan ini dan surveyor kargo mengatakan ekspor 1-15 Februari melonjak antara 11% dan 24% secara bulanan (mom), sementara asosiasi pabrik mematok kenaikan produksi 0,46%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf)