Ritel Jadi Andalan, Inilah Broker Penguasa Transaksi di BEI

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
17 February 2022 13:40
Bursa efek Indonesia
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) kian semarak. Hal ini ditandai oleh laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menyentuh rekor tertingginya di level 6.850,19.

Kenaikan IHSG ke level tertinggi itu tidak terlepas dari perusahaan sekuritas yang menyokong aktivitas transaksi harian di bursa. Menariknya, dari sisi investor yang didominasi investor ritel domestik, diketahui kian menguasai transaksi di bursa saham Tanah Air.

Berdasarkan data BEI, pada perdagangan sepanjang pekan lalu 7-11 Februari 2022, terdapat 10 perusahaan sekuritas yang menjadi penguasa dari sisi nilai transaksi.

Pertama, adalah Mirae Asset Sekuritas Indonesia dengan nilai transaksi Rp 13,99 triliun. Kedua, ada UBS Sekuritas Indonesia dengan torehan transaksi Rp 9,28 triliun.

Selanjutnya, Maybank Sekuritas Indonesia senilai Rp 8,11 triliun. JP Morgan Sekuritas Indonesia berada di peringkat keempat dengan nilai transaksi Rp 7,41 triliun dan Mandiri Sekuritas di peringkat kelima dengan nilai transaksi Rp 7,31 triliun.

Broker terbesar di bursa, dari sisi transaksi dan frekuensi (Dok. BEI)Foto: Broker terbesar di bursa, dari sisi transaksi dan frekuensi (Dok. BEI)
Broker terbesar di bursa, dari sisi transaksi dan frekuensi (Dok. BEI)

Selanjutnya, di peringkat keenam, Indo Premier Sekuritas menorehkan nilai transaksi Rp 6,96 triliun diikuti oleh CGS-CIMB Sekuritas Indonesia senilai Rp 6,50 triliun.

Adapun, tiga sekuritas lainnya yang juga masuk daftar adalah Semesta Indovest Rp 4,46 triliun, Credit Suisse Sekuritas Indonesia Rp 4,23 triliun dan Macquarie Sekuritas Indonesia senilai Rp 3,66 triliun.

Bila dilihat dari sisi frekuensi transaksi, terdapat beberapa sekuritas lain yang masuk peringkat 10 besar, yakni Indo Premier Sekuritas dengan frekuensi sebanyak 1,63 juta transaksi atau di peringkat kedua.

Ajaib Sekuritas Asia di peringkat ketiga dengan transaksi sebanyak 1,42 juta kali. Lalu ada BNI Sekuritas di peringkat keenam dengan transaksi sebanyak 522 ribu kali.

Sedangkan, Phillip Sekuritas dan MNC Sekuritas berada di peringkat kedelapan dan kesepuluh dengan frekuensi transaksi masing-masing sebanyak 499 ribu dan 393 ribu kali.

Broker terbesar di bursa, dari sisi transaksi dan frekuensi (Dok. BEI)Foto: Broker terbesar di bursa, dari sisi transaksi dan frekuensi (Dok. BEI)
Broker terbesar di bursa, dari sisi transaksi dan frekuensi (Dok. BEI)

Seperti diketahui, selama masa pandemi, investor pasar modal di Tanah Air terus bertumbuh. Pada 2021, KSEI mencatat jumlah total investor pasar modal Indonesia sebanyak 7,4 juta orang. Perusahaan sekuritas juga terus menggenjot digitalisasi agar transaksi ritel terus semarak.

Misalnya saja, Mirae Asset Sekuritas Indonesia sepanjang 2021 membukukan nilai transaksi hingga Rp 692,3 triliun.

"Pangsa pasar kami mencapai 10,48%. Besarnya pangsa pasar hingga dua digit ini merupakan pencapaian Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang tercatat sebagai perusahaan sekuritas pertama di Indonesia yang berhasil membukukan rekor tersebut," kata Direktur Utama Mirae Asset Sekuritas, Tae Yong Shim.

Per Januari 2022, modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) Mirae dicatatkan sekitar Rp 1,75 triliun atau nilai MKBD tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Desember 2021, jumlah SID (single investor identification) di Jakarta mencapai 14,78% dari jumlah total SID di Pulau Jawa. Porsi aset investor di Pulau Jawa mencapai 96,20% dari jumlah total aset investor pasar modal.

Sebanyak 84,11% dari jumlah aset itu adalah investor yang berdomisili di Jakarta yang nilai aset keseluruhannya mencapai Rp 3.240 triliun.

"Jumlah penduduk Jakarta sebanyak 10 juta jiwa sehingga ini diyakini sebagai peluang untuk mendongkrak pertumbuhan investor ritel di Jakarta dan kawasan lainnya," kata Shim. 

Sementara itu, PT BNI Sekuritas (BNIS) juga menghadirkan inovasi di platform trading New BIONS dengan user experience (UX) yang menyajikan desain user interface (UI) baru, untuk memudahkan dan meningkatkan kenyamanan nasabah BNIS dalam berinvestasi di pasar modal, salah satunya melalui layanan pembukaan rekening digital.

"Peluncuran 'New BIONS' dan pembukaan rekening digital dengan implementasi e-KYC melalui biometric merupakan bukti bahwa BNI Sekuritas terus melakukan inovasi baru secara berkelanjutan," kata Direktur Utama BNIS, Agung Prabowo.

New BIONS menawarkan varian investasi produk pasar modal yang beragam dan lengkap dalam satu platform online trading.

Layanan transaksi saham dilengkapi dengan fitur chart pergerakan harga saham yang lebih komprehensif dan fitur IPO saham yang juga telah terhubung dengan sistem e-IPO Bursa Efek Indonesia, serta layanan pemesanan berbagai produk reksa dana.

Bekerja sama dengan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), aplikasi ini juga menyediakan layanan transaksi Efek Beragun Aset (EBA) Ritel. Selain itu, ada juga layanan produk gadai saham, yang bekerja sama dengan PT Pegadaian.

Terkait digitalisasi, BNIS juga meluncurkan sistem registrasi pembukaan rekening efek secara digital dengan implementasi sistem e-KYC melalui biometric. Melalui registrasi pembukaan rekening secara digital dengan sistem e-KYC yang lebih komprehensif, proses on boarding di BNIS menjadi lebih cepat dan mudah.

Di samping menerapkan sistem e-KYC melalui biometric, sistem registrasi pembukaan rekening digital BNIS juga dilengkapi dengan fasilitas teknologi OCR (Optical Character Recognition), di mana data calon nasabah akan terisi secara otomatis, sesuai dengan yang tercantum dalam kartu identitas diri calon nasabah.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular