
4 Saham Bank Raksasa RI Diborong Asing, Ini Peyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing ramai-ramai masuk dan memborong saham empat emiten perbankan terbesar di Indonesia. Data bursa mencatat empat dari lima pembelian bersih (net buy) asing terbesar dalam sepakan merupakan emiten perbankan.
Dalam sepekan Bank BNI (BBNI) mencatatkan net buy asing terbesar Rp 701,8 miliar dan dalam sepekan saham ini naik 2,61%. Bank BRI (BBRI) mencatatkan net buy asing Rp 214,2 miliar, meskipun sahamnya terkoreksi 2,24% dalam sepakan. Selanjutnya ada Bank BCA (BBCA) dengan net buy Rp 210,6 miliar dan diikuti oleh Bank Mandiri sebesar Rp 186,4 miliar. Saham keduanya juga tercatat menguat dalam sepekan.
Tahun ini asing tampaknya rajin masuk ke pasar modal RI di tengah kondisi The Fed dan bank sentral utama dunia lain yang akan menaikkan suku bunga. Sejak hari perdana perdagangan bursa tahun 2022, asing tercatat telah melakukan pembelian bersih Rp 17,54 triliun. Sebagai gambaran, sepanjang tahun lalu asing melakukan beli bersih Rp 37,97 triliun.
Sejak awal tahun, investor asing diketahui rajin mengoleksi saham-saham big cap, dengan saham perbankan merupakan pilihan teratas. Sementara itu saham yang rajin dilego kebanyakan merupakan saham midcap. Bukalapak.com (BUKA) tercatat sebagai saham yang paling sering dilego asing dengan catatan jual bersih (net sell) Rp 561,2 miliar sepanjang tahun ini.
Tiga teratas pembelian bersih asing sejak awal tahun merupakan emiten perbankan utama RI, masing-masing adalah BBRI (Rp 3,9 triliun), BBCA (Rp 3,3 triliun) dan BBNI (Rp 2,5 triliun). Sementara itu Bank Mandiri berada di peringkat enam dengan nilai beli bersih asing mencapai Rp 1,3 triliun sejak awal tahun.
Rajinnya asing masuk ke emiten perbankan salah satunya tentu didorong oleh kinerja ciamik para bank raksasa tersebut sepanjang 2021, ekspektasi peningkatan dividen akibat pertumbuhan laba bersih bank yang signifikan tampaknya ikut menjadi alasan aksi borong investor.
Sepanjang tahun lalu, kinerja tiga bank BUMN plus bank milik Grup Djarum BCA terbilang moncer di tengah perekonomian sedang berusaha pulih dari dampak pagebluk Covid-19.
Secara total, laba bersih tiga bank pelat merah mencapai Rp 68,30 triliun, sedangkan apabila dikombinasikan dengan laba BBCA nilainya nyaris mencapai Rp 100 triliun. BBRI dan BBCA mencatatkan nominal laba terbesar, sementara itu BBNI dan BMRI memimpin pertumbuhan laba dengan catatan kenaikan laba masing-masing sebesar 288,36% dan 79,58%.
Dengan perolehan laba yang jumbo tersebut, diharapkan angka dividen ikut terkerek naik. Apalagi mengingat sejak 2018, keempat bank yang disebutkan di atas tercatat tidak pernah absen menebar dividen tunai.
Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) pun tergolong tinggi, dengan BRI konsisten di atas angka 50% sejak tahun 2018, bahkan tahun lalu angkanya menyentuh 65,50%. Sementara itu DPR BBCA berada di kisaran 32-48%, Bank Mandiri di rentang 50-60% dan Bank BNI konsisten di angka 25%.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Belanja Rp169,66 M, Dua Saham Bank Diborong