
7 Hari Tak Pernah Menguat, Dolar Singapura Akhirnya Ngamuk!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat cukup tajam melawan rupiah pada awal perdagangan Kamis (17/2). Sebelum hari ini, Mata Uang Negeri Merlion tidak pernah menguat dalam 7 hari perdagangan beruntun.
Pada pukul 10:54 WIB, SG$ 1 berada di kisaran Rp 10.641, dolar Singapura menguat 0,35% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Untuk dolar Singapura yang rentang pergerakannya tidak besar, penguatan tersebut terbilang cukup tajam.
Setelah tidak pernah menguat dalam 7 hari beruntun, tentunya ada faktor teknikal yang membuat dolar Singapura bangkit. Apalagi, situasi eksternal kurang mendukung bagi rupiah yang merupakan aset emerging market.
Situasi di Eropa Timur ternyata belum sepenuhnya mereda, meski Rusia melaporkan sudah menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina.
Amerika Serikat sepertinya tidak percaya begitu saja dengan langkah Rusia tersebut.
Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, mengungkapkan negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu malah menggerakkan lebih banyak pasukan ke perbatasan Ukraina dan tidak ada yang ditarik mundur.
"Itulah apa yang Rusia bilang, dan inilah yang Rusia lakukan. Kami belum melihat adanya pasukan yang ditarik mundur. Kami masih melihat pasukan bergerak menuju perbatasan, bukan menjauhi perbatasan," tegas Blinken dalam wawancara dengan MSNBC.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pun bergerak. Intelijen senior membisikkan kepada Reuters bahwa NATO sedang menyiapkan unit tempur di sejumlah negara Eropa Tengah dan Tenggara seperti Rumania, Bulgaria, Hungaria, dan Slowakia.
Sang intel menyebut bahwa latihan militer Rusia semakin intensif dan hampir mencapai puncak. Oleh karena itu, kemungkinan terjadi serangan pada bulan ini tetap tinggi.
"Rusia masih bisa sewaktu-waktu menyerang Ukraina. Tanpa peringatan," katanya.
Jadi, walau sekarang sedikit mereda tetapi risiko meletusnya Perang Dunia III belum sepenuhnya terhapus. Rusia masih mungkin menginvasi Ukraina kapan saja.
"Apa yang kita lihat adalah mereka (Rusia) malah menambah pasukan. Sejauh ini tidak ada de-eskalasi," tegas Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO, seperti diwartakan Reuters.
Masih adanya risiko terjadi perang membuat pelaku pasar berhati-hati yang membuat rupiah menjadi kurang diuntungkan, dan dolar Singapura mampu menguat hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Gembira di Awal 2023, Rupiah Siap Ngegas!
