Dagang Tanpa Dolar AS, Ini Untung Buat Pengusaha!

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
16 February 2022 16:25
Pekerja melakukan pendataan bongkar muat kontainer peti kemas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid - 19 dinilai lebih cepat dari yang diekspektasi banyak pihak. Sehingga produksi dan perdagangan melonjak signifikan yang membuat ketidakseimbangan pasar, yang berimbas pada kekurangan bahan baku dan kelangkaan kontainer.. (CNBC Indonesia/ Muhammad Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan atau Local Currency Settlement (LCS) membawa banyak keuntungan bagi Indonesia dan pelaku usaha. Kebijakan LCS memungkinkan masyarakat menyelesaikan transaksi dengan mitranya di luar negeri menggunakan mata uang masing-masing negara alih-alih dolar AS.

Menurut Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Jahja Setiaatmadja, LCS menghadirkan efektivitas dan efisiensi perdagangan bagi Indonesia dan 4 negara yang sudah menerapkan kebijakan ini. Keempat negara yang hingga kini terlibat di kebijakan LCS adalah China, Jepang, Malaysia, dan Thailand.

"Kalau gaya lama importir dan eksportir konversi currency mereka waktu buatprice list dalam USD. Harga jual dan beli dalam USD, yang terjadi saat settlement transfer dolar, misal importir di Indonesia, butuh barang dan impor saat bayar harus konversi rupiah ke dolar AS. Kita transfer ke Cina, Jepang, di sana dolar dikonversi lagi ke currency lokal. Berarti ada dua kali pricing yang harus ditanggung dua belah pihak," kata Jahja dalam Side Event G20 Finance Track bertajuk 'Showcasing The Implementation of Local Currency Settlement Framework Between Indonesia and Partner Countries', Rabu (16/2/2022).

Dengan adanya LCS, pelaku usaha yang hendak bertransaksi dari dan/atau ke Indonesia serta 4 negara lain bisa langsung menyelesaikan urusannya tanpa harus mengonversi mata uang ke dolar AS. Hal ini membuat tahapan transaksi lebih singkat dan mudah dieksekusi, serta menguntungkan.

Jahja berkata, LCS juga membuat transaksi antarnegara menjadi lebih cepat karena perpindahan uang dari dan/atau ke Indonesia tidak perlu diselesaikan terlebih dulu melalui koresponden bank di AS. Selain itu, masyarakat bisa mendapat promo kurs dan cashback ketika menggunakan jasa transaksi menggunakan LCS di bank mitra atauAppointed Cross Currency Dealer (ACCD).

"Dalam cross currency ini untuk Jepang disepakati sampai US$500 ribu tanpa underlying, kemudian negara lain antara US$100-200 ribu, kecuali Cina. Problemnya mereka sendiri buat ketentuan itu karena sekarang renminbi masihrestricted currencyjadi dia nggak mau ada orang spekulasi kumpulkan renminbi. Antar bank sentral harus ada penyelarasan untukcross currencyini supaya adatreatmentkhusus dibandingkanpolicylokal," katanya.

Pendapat senada disampaikan Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Darmawan Junaidi. Dia berkata, LCS sangat berpotensi untuk ditingkatkan dan membuat pengelolaan nilai tukar rupiah semakin baik. Darmawan juga menyebut kebijakan LCS membuat perbankan semakin terbuka jalannya untuk mendukung pengusaha agar masuk ke pasar global.

"Dengan adanya LCS kita tingkatkan volume trade. Ini akan tingkatkan suplai dan bawa dampak luar biasa karena di Bank Mandiri sendiri pertumbuhannya sudah hampir 30%, sementara volume currencyamong ACCD sudah tumbuh 171% dibanding 2020. Ini perlu didorong terus," ujar Darmawan.

Implementasi kerjasama LCS adalah sebagai salah satu upaya berkelanjutan BI untuk mendorong penggunaan mata uang lokal yang lebih luas dalam penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi langsung dengan berbagai negara mitra.

Menurut penjelasan BI, LCS adalahadalah penyelesaian transaksi bilateral antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing,di mana setelmen transaksinya dilakukan di yurisdiksi wilayah negara masing-masing.

Perluasan penggunaan LCS diharapkan dapat mendukung stabilitas Rupiah melalui dampaknya terhadap pengurangan ketergantungan pada mata uang tertentu di pasar valuta asing domestik.

Implementasi kerjasama LCS adalah sebagai salah satu upaya berkelanjutan BI untuk mendorong penggunaan mata uang lokal yang lebih luas dalam penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi langsung dengan berbagai negara mitra.

Lewat LCS, masing-masing negara tidak perlu lagi bergantung dengan dolar AS. Jadi ketika dunia usaha ingin melakukan aktivitas ekspor impor,mereka tak perlumenukarkan uang ke dolar AS.Ini bisa mendorong berkurangnyakebutuhan dolar AS di pasar.

"Tujuan LCS untuk mengurangi hubungan dalam satu mata uang tunggal terutama dolar AS. Hal ini diharapkan semakin stabilnya hubungan perdagangan dan investasi antar negara termasuk Indonesia dengan negara ASEAN,"kata Menteri Keuangan Sri Mulyani.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Bergantung Dolar AS, Ekonomi RI Perkasa & Tahan Banting

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular