Review

Perang Dunia 3 Batal, Gimana Nasib Saham-Kripto-Emas-Rupiah?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Rabu, 16/02/2022 14:42 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Mulai meredanya ketegangan geopolitik antara Ukraina-Rusia di Eropa Timur turut membuat sentimen pasar membaik dan membawa investor kembali masuk ke aset-aset berisiko (risk-on mode).

Dari pasar saham, secara umum indeks-indeks saham utama di dunia juga berhasil menghijau pada perdagangan hari ini, Rabu (16/2)--khusus kawasan Asia-Pasifik--atau Selasa kemarin (15/2) untuk kawasan Eropa-Amerika Serikat (AS).

Menurut data Bursa Efek Indonesia, pada pukul 10.56 WIB tadi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,54%. Kenaikan itu sedikit berkurang menjadi 0,47% ke 6.843,19 pada 11.15 WIB.


Nilai transaksi di bursa saham nasional mencapai Rp 6,4 triliun dan volume perdagangan 15,74 miliar saham.

Dana asing juga tidak henti-henti masuk. Hingga siang ini, investor asing melakukan beli bersih Rp 252,49 miliar di pasar reguler. Selama sepekan, nilai beli bersih asing mencapai Rp 3,38 triliun. Adapun sejak awal tahun (ytd) asing sudah masuk dengan nilai beli bersih Rp 17,35 triliun di pasar reguler.

Dari Bursa Asia-Pasifik sampai Paman Sam

Bursa saham utama di kawasan Asia-Pasifik lainnya juga mayoritas menguat. Indeks Nikkei 225 Jepang, misalnya, naik 2,08%, Hang Seng Hong Kong juga menguat 1,29%, indeks ASX 200 Australia pun terapresiasi 0,74%.

Dari kawasan Eropa, pada penutupan Selasa kemarin, indeks FTSE 100 Inggris ditutup naik 1,03%, indeks Dax Jerman dan Stoxx600 Eropa juga masing-masing menguat 1,98% dan 1,43%.

Beralih ke bursa saham Negeri Paman Sam tiga indeks utama ditutup menguat tajam. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 1,22%, S&P 500 melonjak 1,58%, dan Nasdaq Composite 'terbang' 2,53%.

Kinerja Sejumlah Indeks Saham Dunia

Indeks Saham

Perubahan (%)

IHSG

0.54

Nikkei 225 (Jepang)

2.08

Hang Seng (Hong Kong)

1.29

Shanghai Composite (China)

0.69

Straits Times (Singapura)

-0.01

KOSPI (Korsel)

1.68

ASX 200 (Australia)

0.74

FTSE 100 (Inggris)

1.03

Dax (Jerman)

1.98

Stoxx600 (Eropa)

1.43

Dow Jones (AS)

1.22

S&P 500 (AS)

1.58

Nasdaq (AS)

2.53

Sumber: BEI, Refinitiv, RTI | Indeks Asia-Pasifik per 16 Feb. pukul 10.56 WIB | Indeks Eropa-AS per 15 Feb.

Sepertinya investor kembali memborong saham di Wall Street karena koreksi selama beberapa hari terakhir membuat harga saham menjadi lebih murah. Sebagai gambaran, S&P 500 masih mencatatkan koreksi 1,83% selama seminggu terakhir.

Rupiah

Menguatnya pasar finansial, terutama bursa saham, global juga turut membuat rupiah menguat di hadapan dolar AS. Begitu perdagangan dibuka pagi tadi, rupiah langsung menguat 0,24% ke Rp 14.265/US$, level tersebut merupakan yang terkuat sejak 11 Januari lalu.

Sementara, per 11.00 WIB, penguatan rupiah sedikit mengendur, yakni sebesar 0,14% ke Rp 14.280/US$.

Ketika sentimen global membaik, maka aset emerging market (EM, pasar negara berkembang) dengan imbal hasil tinggi seperti rupiah akan kembali menjadi buruan.

Wall Street Hijau, Kripto Ketularan

Menghijaunya bursa saham global juga menular ke pasar kripto.

Menurut data Coinmarketcap per pukul 11.04 WIB hari ini, hampir semua koin atau token kripto utama (big cap) menguat.

Kinerja 5 Besar Aset Kripto (Tanpa Stablecoin)

Koin/Token Kripto

Harga (US$)

% Harian

Bitcoin (BTC)

44011.17

0.92

Ethereum (ETH)

3141.89

3.82

Binance Coin (BNB)

431.11

4.32

XRP (XRP)

0.8365

1.45

Cardano (ADA)

1.10

1.60

Sumber: Coinmarketcap | Data per 16 Feb. pukul 11.04 WIB

Bitcoin (BTC), koin kripto terjumbo, naik 0,92%. Sementara, ether (ETH) melesat 3,82%.

Menurut seorang peneliti perusahaan penyedia data pasar kripto Kaiko, Clara Medali, pergerakan tersebut kemungkinan merupakan 'lonjakan pasar alamiah' setelah sentimen yang cenderung netral selama sebagian besar minggu terakhir.

Dia menambahkan, baik Bitcoin dan ether telah menembus level resistance sebelumnya dan menuju level tertinggi dalam satu bulan.

"Bulan lalu telah menjadi [tren] bearish untuk hampir semua aset kripto menyusul serangan berkepanjangan dari likuiditas rendah dan volatilitas yang diinduksi secara makro," katanya kepada CNBC International, Selasa (15/2).


(adf/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas

Pages