
Perang Dunia 3 Batal, Gimana Nasib Saham-Kripto-Emas-Rupiah?

Sementara, meredanya ketegangan Ukraina-Rusia membuat imbal hasil (yield) Treasury AS dengan tenor 10-tahun naik ke level tertinggi dalam 2 tahun terakhir pada Selasa kemarin. Ini menandakan banyak investor yang kembali beralih ke mode risk on.
Kemarin, yield US Treasury 10-Y sempat naik 4,9 basis poin menjadi 2,044%. Ini merupakan level yang tertinggi sejak 30 Juli 2019, menurut Data Pasar Dow Jones.
Sementara, hingga siang ini, pukul 11.38 WIB, yield US Treasury 10-Y masih berada di atas 2%, tepatnya 2,029%. Sebelumnya, yield treasury telah naik di atas 2% setidaknya pada minggu lalu menyusul rilis data inflasi tahunan AS 'terpanas' dalam 4 dekade terakhir, yakni sebesar 7,5%.
Naiknya yield Treasury tampaknya turut membuat yield Surat Berharga Negara (SBN) acuan dengan tenor 10 tahun ikut terapresiasi pula, ke posisi 6,5481%. Dalam seminggu, yield SBN naik 0,0305 basis poin.
![]() Imbal Hasil (Yield) SBN 10 Tahun dan US Treasury 10-Y |
Seiring tensi perang mereda, investor saat ini mulai berfokus lagi ke rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).
Inflasi yang sangat tinggi di AS membuat peluang suku bunga dinaikkan dengan agresif semakin kuat. The Fed sebelumnya sudah mengindikasikan bisa menaikkan suku bunga tiga kali di tahun ini.
Namun, dengan inflasi yang mencapai 7,5% year-on-year (yoy), tertinggi sejak Februari 1982, banyak analis dari bank investasi melihat The Fed akan bertindak lebih agresif, salah satunya dengan menaikkan suku bunga 50 basis poin di bulan Maret.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat probabilitas sebesar 93,8% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan depan. Dan probabilitas kenaikan 25 basis poin hanya 6% saja.
Artinya, pasar melihat The Fed pasti menaikkan suku bunga bulan depan, dan kemungkinan sebesar 50 basis poin menjadi 0,5% - 0,75%.
Nasib Emas
Lalu, bagaimana nasib emas?
Setelah sempat naik tinggi ke US$ 1.870,29/troy ons pada Senin lalu (14/2), yang menjadi level tertinggi sejak Juni 2021, harga emas kembali terkoreksi dalam dua hari terakhir seiring tensi Ukraina-Rusia mereda yang membuat harga aset lindung nilai (safe haven) tertekan.
Hingga siang ini, pukul 12.00 WIB, harga emas US$ 1.852,68/troy ons.
Selama sepekan, harga emas naik 1,11%, sedangkan dalam sebulan menguat 1,95%. Adapun, sejak awal tahun (ytd), harga logam kuning sudah terapresiasi 1,33%.
![]() Harga Emas Dunia di Pasar Spot |
"Sebagai akibat dari sedikit de-eskalasi [penurunan tensi] situasi Rusia-Ukraina, kami telah melihat sedikit kemunduran dalam produk-produk safe-haven seperti emas," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, dikutip Reuters, Rabu (16/2).
Meger menambahkan, data inflasi AS yang lebih 'panas' dari perkiraan telah membebani pasar emas karena dapat menyebabkan The Fed lebih hawkish.
Sementara emas dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik, jelas Meger, kenaikan suku bunga AS akan meningkatkan biaya peluang (opportunity cost) memegang emas batangan yang pada dasarnya tidak memiliki imbal hasil.
Investor saat ini akan menunggu risalah dari pertemuan kebijakan The Fed (FOMC) per Januari 2022 pada hari ini.
Tensi Ukraina-Rusia Mereda
Sebelumnya, Moskow mengungkapkan sebagian pasukannya sudah kembali ke barak setelah 'latihan' di sekitar perbatasan Ukraina. Rusia juga siap melakukan dialog soal misil dan isu pertahanan lainnya dengan negara-negara barat.
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengonfirmasi kalau Kementerian Pertahanan Rusia telah menarik tentara serta prasarana dan sarana pendukung dari perbatasan Ukraina. Hal itu disampaikan Putin dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz di Moskow, kemarin.
Putin mengatakan, Rusia "tentu saja" tidak menginginkan perang. Menurut dia, Rusia siap mencari solusi dengan Barat.
"Kami siap untuk bekerja sama lebih jauh. Kami siap untuk masuk ke jalur negosiasi," ujar Putin seperti dilansir AFP, Rabu (16/2/2022).
Penurunan tensi Rusia-Ukraina tentu turut membuat investor lega.
"Dengan tensi Rusia-Ukraina yang mendingin, setidaknya ada sedikit kepastian di pasar," ujar Mike Loewengart, Direktur Pelaksana di E*Trade Financial, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/vap)[Gambas:Video CNBC]
