Perang Dunia III Bubar, Harga Perak Loyo

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
16 February 2022 09:15
Petugas menunjukkan cincin perak di pasar mas Cikini, Senin, 22/11. Harga perak dunia turun pada perdagangan ini di tengah kebimbangan antara potensi inflasi yang lebih tinggi dan sikap The Fed yang menahan suku bunga. Harga perak di pasar spot tercatat US$ 15,0200/troy ons, turun 0,12% . Pantauan CNBC Indonesia di lokasi. Harga perak terpantau stabil Di toko Bukit Mas, harga perak dijual per-ring seharga Rp700 ribu. Di Toko Yossi berlian perak dijual per gram seharga Rp200 ribu.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Perhiasan Perak (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak terpantau melemah pada perdagangan pagi hari ini setelah tensi Rusia-Ukraina mendingin.

Pada Selasa (16/2/2022) pukul 08.47 WIB, harga perak di pasar spot tercatat US$ 23,28/ons, turun 0,26% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.

Harga perak bahkan anjlok 2% pada perdagangan kemarin setelah militer Rusia sudah kembali ke barak mendinginkan tensi Rusia-Ukraina yang sempat memanas.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi kalau Kementerian Pertahanan Rusia telah menarik tentara serta prasarana dan sarana pendukung dari perbatasan Ukraina. Hal itu disampaikan Putin dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz di Moskow, kemarin.

Putin mengatakan, Rusia "tentu saja" tidak menginginkan perang. Menurut dia, Rusia siap mencari solusi dengan Barat.

"Kami siap untuk bekerja sama lebih jauh. Kami siap untuk masuk ke jalur negosiasi," ujar Putin seperti dilansir AFP, Rabu (16/2/2022).

Investor saat ini beralih ke risalah dari pertemuan kebijakan Januari The Fed pada hari Rabu. Survei memperkirakan kenaikan suku bunga 50 basis poin dalam pertemuan kebijakan bank sentral bulan Maret.

Ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga kian meningkat setelah data inflasi Januari yang sangat tinggi.

Data inflasi yang lebih panas dari perkiraan telah membebani laju perak, karena dapat menyebabkan The Federal Reserve berpandangan lebih hawkish.

Suku bunga adalah salah satu 'musuh' utama perak, ketika suku bunga di AS naik maka daya tarik perak sebagai aset tanpa imbal hasil akan menurun. Saat permintaan menurun, harga pun akan mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengangguran AS Bagus tapi Perak Loyo, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular