Dapat Suntikan Dana, Startup Ini Punya Valuasi Rp 43 T

Feri Sandria, CNBC Indonesia
15 February 2022 11:15
Infografis: Daftar Terbaru Perusahaan Unicorn Singapura 5, Indonesia Ada 4
Foto: Infografis/Daftar Terbaru Perusahaan Unicorn Singapura 5, Indonesia Ada 4/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan rintisan (start up) teknologi finansial yang bergerak di segmen pembayaran, Xendit, dikabarkan akan kedatangan investor baru yang akan memompa valuasi perusahaan menuju US$ 3 miliar atau setara Rp 42,89 triliun.

Caotue Management dan Insight Partners yang berbasis di New York kabarnya akan segera memfinalisasi putaran pendanaan segara ke start up yang belum lama ini baru naik kelas menjadi unicorn (valuasi di atas US$ 1 miliar).

Dilansir Deal Street Asia, berdasarkan tiga sumber yang mengetahui hal tersebut, total putaran pendanaan diperkirakan mencapai lebih dari US$ 200 juta atau setara dengan Rp 2,87 triliun (kurs Rp 14.350/US$).

Sumber tersebut juga mengatakan saat ini valuasi Xendit sebelum calon investor (pre-money valuation) tersebut mencapai lebih dari US$ 2,7 miliar, nyaris tiga kali lipat dari valuasi semula. Artinya setelah putaran pendanaan terealisasi valuasi Xendit akan menyentuh US$ 3 miliar.

Dana segar tersebut akan membatu perusahaan untuk melakukan ekspansi, meluncurkan produk baru dan membangun infrastruktur digital yang lebih efisien.

Sebelumnya, pada September 2021 lalu, Xendit resmi menjadi unicorn RI setelah memperoleh putaran pendanaan sebesar US$ 150 juta (Rp 2,15 triliun) yang dipimpin oleh Tiger Global Management.

Pertumbuhan yang cepat dari sisi valuasi, menjadikan Xendit sebagai salah satu perusahaan rintisan terbesar yang beroperasi di Indonesia.

Laman web resmi perusahaan menyebut Xendit adalah perusahaan fintech Indonesia yang menyediakan infrastruktur pembayaran. Layanan yang disediakan termasuk dalam memproses pembayaran, membantu marketplace menyederhanakan pembayaran, mengirimkan pembayaran dan pinjaman, mendeteksi penipuan dan membantu bisnis bertumbuh.

Xendit sendiri didirikan oleh oleh Moses Lo, Tessa Wijaya, Juan Gonzalez dan Bo Chen. Tessa yang merupakan warga negara Indonesia saat ini tercatat menjabat sebagai chief operating officer di perusahaan.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siapa Anderson Sumarli, Pemilik Ajaib Borong 24% Saham BNBA?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular