Waspada Perang Dunia 3, Bursa Asia Bergerak Mixed, IHSG Piye?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
15 February 2022 08:58
The logo of China's Beijing Stock Exchange is seen by a stock chart in this illustration picture taken November 12, 2021. REUTERS/Florence Lo/Illustration
Foto: REUTERS/FLORENCE LO

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka bergerak mixed pada perdagangan Selasa (15/2/2022). Investor regional masih mengamati perkembangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Indeks Nikkei Jepang di sesi awal perdagangan jatuh 0,25%, sementara indeks Topix melemah 0,14%. Sementara itu indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,4%. Namun, KOSPI Korea Selatan naik 0,04%.

Selanjutnya, Hang Seng Hong Kong turun 0,4%. Saham di dataran China diperdagangkan di zona negatif di mana indeks Shanghai Composite China turun 0,02%. Sementara itu, Straits Times Singapura terapresiasi 0,05%.

Kemarin, Pemerintah Jepang mengumumkan bahwa ekonomi Jepang tumbuh 5,4% secara tahunan pada kuartal IV-2021. Namun, Produk Domestik Bruto (PDB) secara tahunan berada di bawah rata-rata ekspektasi pasar sebesar 5,8%, jika mengacu kepada Reuters.

Investor global masih mengamati perkembangan potensi penyerangan Rusia ke Ukraina, di mana kantor kedutaan Amerika Serikat (AS) ditutup di kota Kyiv.

Di sisi lainnya, harga minyak melonjak tajam dan menjadi harga tertinggi sejak September 2014 kemarin, tapi kontrak harga emas mencapai nilai tertinggi sejak November.

Mayoritas indeks di bursa Asia pada pagi hari ini melemah di tengah terkoreksinya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin.

Indeks Dow Jones ditutup melemah 0,49% ke level 34.566,17 dan Nasdaq Composite bergerak stagnan di 13.790,92. Sementara itu, indeks S&P 500 turun 0,38% ke level 4.401,67.

Penurunan tersebut dipicu oleh geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang semakin memanas. Sekretaris Pemerintah AS Antony Blinken meminta kedutaan besar AS di Kyiv untuk ditutup sebab Rusia telah membangun pasukan yang dramatis di perbatasan Ukraina.

"Ya, kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan segera tiba, inflasi yang tidak terkontrol, dan tensi geopolitik yang memanas, tapi jangan lupa sebentar lagi kita akan ditampilkan rilis kinerja keuangan yang solid."

"Banyak kecemasan yang terjadi di luar sana, tetapi, melihat laporan neraca keuangan yang bagus di kuartal lalu oleh perusahaan-perusahaan membuat optimisme akan masa depan perekonomian. Seharusnya, hal tersebut dapat memberikan harapan kepada investor," tutur Direktur Perencanaan Pasar LPL Financial Ryan Detrick dikutip CNBC International.

Lebih dari 70% konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangan dan sebanyak 77% telah merilis kinerja keuangan yang melampaui ekspektasi pasar, jika mengacu kepada FactSet. Laba bersih perusahaan tersebut telah tumbuh sebanyak 30% secara tahunan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia 'Kebakaran' Kabar Buruk Untuk IHSG Nih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular