Rusia Mau Serbu Ukraina 16 Februari, Harga Minyak Naik Tinggi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 February 2022 08:40
Seorang instruktur menunjukkan kepada seorang wanita cara menggunakan senapan serbu Kalashnikov, saat latihan militer untuk warga sipil oleh kelompok sayap kanan Ukraina di Kyiv, Ukraina, Minggu (13/2/2022).  Rusia membantah berniat menyerang tetapi telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara dekat perbatasan Ukraina dan telah mengirim pasukan untuk latihan di negara tetangga Belarusia, mengelilingi Ukraina di tiga sisi. Para pejabat AS mengatakan penumpukan senjata Rusia telah mencapai titik di mana ia dapat menyerang dalam waktu singkat. (AP/Efrem Lukatsky)
Foto: Seorang instruktur menunjukkan kepada seorang wanita cara menggunakan senapan serbu Kalashnikov, saat latihan militer untuk warga sipil oleh kelompok sayap kanan Ukraina di Kyiv, Ukraina, Minggu (13/2/2022). (AP/Efrem Lukatsky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia melesat pada perdagangan pagi ini. Harga si emas hitam pun mencatat rekor baru.

Pada Selasa (15/2/2022) pukul 07:51 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 96,48/barel. Melesat 2,16% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya dan menyentuh rekor tertinggi sejak 2014.

Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 95,46/barel. Melambung 2,53%, juga tertinggi sejak 2014.

Perkembangan di Ukraina masih menjadi sentimen pendongkrak harga minyak. Rusia disebut-sebut akan menginvasi Ukraina pada 16 Februari 2022, yang bakal memicu Perang Dunia III.

"Kami mendesak para pejabat pemerintah, politisi, dan dunia usaha yang telah meninggalkan Ukraina untuk kembali dalam 24 jam. Kami sudah diberi tahu bahwa 16 Februari akan menjadi hari serangan Rusia. Kita akan membuat hari itu sebagai hari persatuan," terang Volodymyr Zelenskiy, Presiden Ukraina, seperti dikutip dari Reuters.

Masalahnya, Rusia adalah salah satu produsen utama minyak dunia. Perang tentu akan membuat produksi dan distribusi terganggu.

"Bukan tidak mungkin harga minyak bisa menembus level US$ 100/barel, sesuatu yang belum pernah terjadi sejak 2014. Pasar masih sangat sensitif terhadap perkembangan Rusia-Ukraina. Pokoknya beli dulu, baru nanti bertanya," kata John Kilduff, Partner di Again Capital yang berbasis di New York, seperti diberitakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular