Profil Silmy Karim, Dirut Krakatau Steel yang Diusir DPR

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
Senin, 14/02/2022 16:25 WIB
Foto: Silmy Karim (Ist Detik Finance)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perseteruan di ruang sidang Komisi VII kembali memanas. Kali ini, giliran Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), Silmy Karim yang diusir dari ruang sidang.

Peristiwa pengusiran itu bermula saat Anggota Komisi VII, Bambang Haryadi mengomentari proyek pabrik baja tanur tiup (blast furnice) yang mangkrak.

"Tadi dibilang ini (blast furnace), ini unik, dagelan aja pagi-pagi. Tadi pak dirut bilang KRAS untung. Jelas blast furnace beroperasi sejak 11 Juli 2019. Jadi diakui sudah beroperasi dan ada semangat presiden memperkuat produksi baja dalam negeri," kata Bambang, dalam Rapat Dengar Pendapat, Senin (14/2/2022).


Namun pernyataan 'maling teriak maling' memantik perdebatan antara keduanya. "Ini gimana pabrik blast furnace ini dihentikan tapi mau memperkuat produksi dalam negeri. Ini jangan maling teriak maling, jangan kita ikut bermain pura-pura gak ikut bermain," kata Bambang.

Saat itu, Silmy langsung mempertanyakan pernyataan pimpinan rapat siapa yang sebut sebagai maling.

"Maksudnya maling gimana?," tanya Silmy.

Tensi semakin memanas, hingga akhirnya pimpinan rapat mengusir Silmy dari ruang rapat.

"Hormati persidangan ini? Ada teknis persidangan kok. Anda gak pernah menghargai komisi kalau gak bisa ngomong di sini anda keluar," kata Bambang.

"Kalau memang harus keluar, kita keluar," jawab Silmy.

Seperti diketahui, Silmy Karim adalah pucuk pimpinan KRAS yang ditunjuk pemerintah berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 6 September 2018 menggantikan Mas Wirgrantoro Roes Setyadi.

Namanya memang tidak asing di bidang industri pertahanan dan perusahaan pelat merah. Sejumlah jabatan strategis di perusahaan miliki negara itu pernah diembannya.

Pada periode 2011-2014 misalnya, Silmy menduduki jabatan Komisaris PT PAL (Persero), perusahaan BUMN yang membuat kapal perang dan kapal selam. Ia juga didapuk menjadi Komisaris Independen PT Bentoel International Investama Tbk. (RMBA), dan PT Alfa Retailindo Tbk (ARI). Lalu, menjabat Direktur Utama PT Pindad (Persero), sejak 22 Desember 2014 hingga 3 Agustus 2016.

Dinilai berhasil membenahi kinerja PT Pindad, ia kemudian diberikan kepercayaan memperbaiki PT Barata Indonesia (Persero) pada Agustus 2016 hingga September 2018.

Alumnus Naval Postgraduate School ini ditunjuk untuk membenahi perusahaan produsen baja pelat merah saat Rini Soemarno menjabat sebagai Menteri BUMN. Silmy menjabat posisi teratas di BUMN produsen baja itu hingga saat ini.


(sys/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik

Pages