Sentimen Pekan Depan

Agenda Ekonomi 'Bejibun', Pekan Depan Volatilitas Meninggi

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Minggu, 13/02/2022 21:20 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mencatat penguatan sepanjang pekan ini, bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa sebanyak 3 kali. Pekan depan, volatilitas akan meninggi karena akan ada banyak agenda ekonomi penting di tingkat global dan nasional.

Melansir data dari Refinitiv, IHSG menguat 1,25% sepanjang pekan ini ke 6.815,607. di tengah derasnya arus modal asing yang masuk (capital inflow) ke bursa saham dengan nilai pembelian bersih (net buy) asing mencapai Rp 7,6 triliun.

Seiring dengan pengumuman inflasi Januari yang mencapai 7,5% (tahunan), tertinggi sejak 1982 dan bahkan melampaui ekspektasi pasar sebesar 7,2%, agenda berikut ini akan diperhatikan investor dan mempengaruhi sentimen pasar.


Agenda pertama berasa dari dalam negeri, yakni rilis penjualan ritel per Desember 2021 oleh Bank Indonesia (BI). Menurut konsensus Tradingeconomics, angka penjualan ritel nasional pda periode tersebut diprediksi tumbuh 8,9% atau melambat dari posisi November 2021 di 10,8%.

Angka penjualan ritel tersebut didapatkan melalui survei oleh bank sentral untuk memotret pertumbuhan sektor ritel. Selama pandemi, sektor ini termasuk yang paling terpukul karena masyarakat kesulitan berbelanja secara langsung dan memilih berbelanja melalui gawai.

Sentimen kedua masih muncul dari Tanah Air, berupa rilis neraca perdagangan Januari, yang menurut konsensus Refinitiv bakal berujung pada angka surplus yang menipis, menjadi hanya US$ 50 juta, atau jauh dari surplus Desember sebesar US$ 1,02 miliar.

Menipisnya neraca perdagangan tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas manufaktur di Tanah Air kembali bergeliat, karena secara historis pemicu lonjakan impor (yang menekan surplus neraca perdagangan) nasional adalah barang modal dan bahan baku industri.

Sentimen ketiga juga dari Indonesia yakni rilis neraca transaksi berjalan kuartal IV-2021 yang menurut konsensus Tradingeconomics bakal berujung pada angka defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sebesar US$ 2,6 miliar, berbalik dari posisi kuartal sebelumnya yang masih surplus sebesar US$ 4,5 miliar.

Jepang akan membagikan agenda ekonomi yang bakal menjadi sentimen keempat yang perlu diperhatikan, yakni pengumuman Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Matahari Terbit tersebut per kuartal IV-2021.

Pasar mengekspektasikan ekonomi Jepang bakal bertumbuh sebesar 1,4% atau berekspansi, setelah terkontraksi pada kuartal III-2021 atau sebesar -0,9%.

Uni Eropa tidak mau kalah dengan membagikan agenda kelima yang perlu dicermati pasar, yakni rilis neraca perdagangan Desember dan sekaligus pertumbuhan ekonomi dan data ketenagakerjaan kuartal IV-2021.

Inflasi Inggris Juga Meroket?

Sentimen pasar keenam bakal berasal dari Inggris, yang akan merilis angka ekspektasi inflasi Januari. Inggris menjadi negara maju kedua yang akan mengumumkan indikator ekonomi makro tersebut setelah Amerika Serikat (AS).

Pasar memperkirakan inflasi Negeri Big Ben tersebut juga akan meninggi, mengekor AS, dengan angka 6,3% pada Januari, atau lebih tinggi dari angka sebulan sebelumnya yang sebesar 6%. Jepang juga akan merilis inflasi pekan ini.

Jika kenaikan inflasi di negara maju terkonfirmasi, pasar berpeluang tertekan karena khawatir sikap moneter yang ekstra ketat akan diberlakukan oleh Bank of England (BoE) dan bisa mengancam pemulihan ekonomi Inggris.

Pada Kamis, bakal ada rilis nota rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang bakal menjadi sentimen ketujuh yang perlu diantisipasi. Risalah rapat tersebut akan menunjukkan psikologi peserta rapat dan kecenderungan sikap mereka dalam menentukan kebijakan moneter di masa mendatang.

Sentimen terakhir yang patut dicermati adalah penjualan ritel, klaim tunjangan pengangguran dan data minyak AS versi Energy Administration Agency (EIA), yang akan menunjukkan posisi inventori minyak mentah di AS dan konsumsi BBM di Negara Adidaya tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Yang Bisa Dilirik Saat Perang & Suku Bunga Ditahan