Cuan... Cuan! Happy Weekend Buat yang Pegang Saham CPO
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ramai-ramai ditutup menguat pada perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (11/2/2022). Tren kenaikan harga komoditas CPO sejak awal tahun turut jadi pendorong aksi borong investor.
Berikut saham-saham sawit yang menghijau, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (11/2).
Gozco Plantations (GZCO), naik +18,81%, ke Rp 120/unit
Eagle High Plantations (BWPT), +5,33%, ke Rp 79/unit
Triputra Agro Persada (TAPG), +3,97%, ke Rp 655/unit
Dharma Satya Nusantara (DSNG), +3,57%, ke Rp 580/unit
PP London Sumatra Indonesia (LSIP), +3,52%, ke Rp 1.325/unit
Cisadane Sawit Raya (CSRA), +3,45%, ke Rp 600/unit
Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), +2,58%, ke Rp 995/unit
Salim Ivomas Pratama (SIMP), +2,15%, ke Rp 476/unit
Bakrie Sumatera Plantations (UNSP), +1,67%, ke Rp 122/unit
Astra Agro Lestari (AALI), +1,00%, ke Rp 10.075/unit
Jaya Agra Wattie (JAWA), +0,78%, ke Rp 258/unit
Tunas Baru Lampung (TBLA), +0,64%, ke Rp 785/unit
Menurut data di atas, saham GZCO memimpin kenaikan dengan persentase 18,81%, melanjutkan kenaikan 14,77% pada Kamis kemarin (10/1).
Dengan ini, dalam seminggu saham GZCO sudah terkerek naik 79,10%.
Saham Grup Rajawali dan BUMN Malaysia Felda, BWPT, juga mencuat 5,33%, setelah kemarin naik 2,74%. Saham BWPT sudah naik 11,27% dalam sepekan terakhir.
Tidak ketinggalan, duo emiten milik pengusaha TP Rachmat, TAPG dan DSNG, masing-masing menguat 3,97% dan 3,57% hari ini.
Sementara, menurut data Refinitiv, per 15.43 WIB, harga CPO berjangka di Bursa Malaysia menguat 1,37% ke MYR 5.611/ton. Kendati demikian, dalam sepekan, harga CPO masih tertekan dengan minus 0,11%.
Adapun, sejak awal tahun, harga CPO sudah melonjak 19,46%.
Melansir Reuters, rebound harga CPO pada hari ini, tetapi masih mengalami kerugian mingguan, terjadi seiring para pedagang mencerna data produksi dan ekspor sawit.
Menurut trader CPO di Kuala Lumpur kepada Reuters, harga sawit didukung oleh ekspektasi produksi yang lebih rendah dan stok di Februari.
Namun, jelas sang trader, prospek permintaan yang lemah bulan ini ikut membebani pasar CPO.
Mengacu pada data surveyor kargo Societe Generale de Surveillance dan Intertek Testing Services, ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-10 Februari turun antara 5% dan 6,5% dari periode yang sama bulan lalu.
Sementara itu, perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia mengatakan ekspor naik 0,5%.
Secara umum, lonjakan harga CPO sepanjang tahun ini ikut didorong oleh aksi Indonesia, sebagai produsen CPO terbesar, yang memberlakukan kebijakan untuk membatasi ekspor terbaru yang akan dimulai pada 15 Februari 2022.
Ditambah, stok minyak sawit di Malaysia juga berkurang, sehingga meningkatkan kecemasan pasar akan krisis pasokan akan terjadi kembali.
Memang, mengacu pada catatan Reuters, persediaan atau inventori minyak sawit Malaysia turun lebih dari yang diantisipasi pada akhir Januari, mencapai level terendah dalam 6 bulan terakhir karena produksi dan impor merosot, menurut data dari regulator industri hari Kamis kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)