Cuan... Cuan! Happy Weekend Buat yang Pegang Saham CPO

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Jumat, 11/02/2022 18:00 WIB
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ramai-ramai ditutup menguat pada perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (11/2/2022). Tren kenaikan harga komoditas CPO sejak awal tahun turut jadi pendorong aksi borong investor.

Berikut saham-saham sawit yang menghijau, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (11/2).

  1. Gozco Plantations (GZCO), naik +18,81%, ke Rp 120/unit


  2. Eagle High Plantations (BWPT), +5,33%, ke Rp 79/unit

  3. Triputra Agro Persada (TAPG), +3,97%, ke Rp 655/unit

  4. Dharma Satya Nusantara (DSNG), +3,57%, ke Rp 580/unit

  5. PP London Sumatra Indonesia (LSIP), +3,52%, ke Rp 1.325/unit

  6. Cisadane Sawit Raya (CSRA), +3,45%, ke Rp 600/unit

  7. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), +2,58%, ke Rp 995/unit

  8. Salim Ivomas Pratama (SIMP), +2,15%, ke Rp 476/unit

  9. Bakrie Sumatera Plantations (UNSP), +1,67%, ke Rp 122/unit

  10. Astra Agro Lestari (AALI), +1,00%, ke Rp 10.075/unit

  11. Jaya Agra Wattie (JAWA), +0,78%, ke Rp 258/unit

  12. Tunas Baru Lampung (TBLA), +0,64%, ke Rp 785/unit

Menurut data di atas, saham GZCO memimpin kenaikan dengan persentase 18,81%, melanjutkan kenaikan 14,77% pada Kamis kemarin (10/1).

Dengan ini, dalam seminggu saham GZCO sudah terkerek naik 79,10%.

Saham Grup Rajawali dan BUMN Malaysia Felda, BWPT, juga mencuat 5,33%, setelah kemarin naik 2,74%. Saham BWPT sudah naik 11,27% dalam sepekan terakhir.

Tidak ketinggalan, duo emiten milik pengusaha TP Rachmat, TAPG dan DSNG, masing-masing menguat 3,97% dan 3,57% hari ini.

Sementara, menurut data Refinitiv, per 15.43 WIB, harga CPO berjangka di Bursa Malaysia menguat 1,37% ke MYR 5.611/ton. Kendati demikian, dalam sepekan, harga CPO masih tertekan dengan minus 0,11%.

Adapun, sejak awal tahun, harga CPO sudah melonjak 19,46%.

Melansir Reuters, rebound harga CPO pada hari ini, tetapi masih mengalami kerugian mingguan, terjadi seiring para pedagang mencerna data produksi dan ekspor sawit.

Menurut trader CPO di Kuala Lumpur kepada Reuters, harga sawit didukung oleh ekspektasi produksi yang lebih rendah dan stok di Februari.

Namun, jelas sang trader, prospek permintaan yang lemah bulan ini ikut membebani pasar CPO.

Mengacu pada data surveyor kargo Societe Generale de Surveillance dan Intertek Testing Services, ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-10 Februari turun antara 5% dan 6,5% dari periode yang sama bulan lalu.

Sementara itu, perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia mengatakan ekspor naik 0,5%.

Secara umum, lonjakan harga CPO sepanjang tahun ini ikut didorong oleh aksi Indonesia, sebagai produsen CPO terbesar, yang memberlakukan kebijakan untuk membatasi ekspor terbaru yang akan dimulai pada 15 Februari 2022.

Ditambah, stok minyak sawit di Malaysia juga berkurang, sehingga meningkatkan kecemasan pasar akan krisis pasokan akan terjadi kembali.

Memang, mengacu pada catatan Reuters, persediaan atau inventori minyak sawit Malaysia turun lebih dari yang diantisipasi pada akhir Januari, mencapai level terendah dalam 6 bulan terakhir karena produksi dan impor merosot, menurut data dari regulator industri hari Kamis kemarin.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Belajar Dari Negeri Jiran, Ini Cara Pabrik Sawit Atasi Masalah