Kurs Dolar Singapura Liar Pasca Turun 3 Hari Beruntun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 11/02/2022 14:15 WIB
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura bergerak liar melawan rupiah pada perdagangan Jumat (11/2), setelah tidak pernah menguat dalam 3 hari beruntun. Kemarin, dolar Singapura berakhir melemah 0,34%, cukup besar untuk pergerakan mata uang Negeri Merlion ini.

Pagi ini, dolar Singapura sempat turun 0,2% sebelum berbalik menguat 0,16%, dan berada di kisaran Rp 10.669/SG$ atau menguat tipis 0,06% pada pukul 11:33 WIB di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Bank Indonesia (BI) yang kemarin mengumumkan kebijakan moneter Kamis kemarin mengindikasikan suku bunga baru akan dinaikkan pada 2023. Hal tersebut diungkapkan Gubernur BI, Perry Warjiyo.


"Bank Indonesia tetap akan mempertahankan suku bunga 3,5% sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental, prediksi kami akan terjadi di tahun 2023, dan untuk itu kami akan me-review kembali stand dari kebijakan moneter khususnya suku bunga di kuartal III tahun ini," kata Perry.

Perry menambahkan kebijakan yang diambil BI nantinya akan tergantung dari data inflasi, pertumbuhan ekonomi dan berbagai indikator makro, moneter dan sistem keuangan lainnya.

Pernyataan tersebut menunjukkan BI lebih dovish ketimbang sebelumnya. Sebab, di bulan Januari lalu Perry menyatakan suku bunga bisa naik di kuartal IV-2022.

Sementara itu Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS), sudah mengetatkan kebijakan monenternya sebanyak dua kali, pada bulan Oktober 2021 dan Januari lalu. Semuanya pengetatan tersebut menjadi kejutan bagi pelaku pasar yang membuat dolar Singapura menanjak.

Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan (Singapore dollar nominal effective exchange rate) S$NEER. Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.

Dalam dua kali pengetatan yang dilakukan, MAS menaikkan kemiringan (slope) S$NEER. Sementara lebar (width) dan titik tengah (centre) masih tetap.

Slope berfungsi membuat penguatan/penurunan dolar Singapura lebih cepat/lambat. Ketika slope dinaikkan, maka dolar Singapura bisa menguat lebih cepat, begitu juga sebaliknya.

MAS diperkirakan akan kembali mengetatkan kebijakan moneternya di bulan April nanti, sebab pengetatan yang dilakukan bulan lalu tidak besar.

"Kita tidak bisa mengesampingkan langkah yang lebih agresif jika inflasi terus meninggi serta dampak dari kenaikan pajak barang dan jasa," kata Chua Hak Bin, ekonom senior di Maybank Kim Eng Research, sebagaimana dilansir Bloomberg.

Artinya, dolar Singapura berpeluang mendominasi rupiah di tahun ini. Bahkan Bloomberg juga memprediksi dolar Singapura akan menjadi raja mata uang di Asia Tenggara.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor