
Fed Bakal Kerek Suku Bunga 50 Bps di Maret, 'Senyumin' Aja!

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi yang semakin tinggi di Amerika Serikat (AS) membuat bank sentralnya (Federal Reserve/The Fed) berpeluang menaikkan suku bunga hingga 50 basis poin (bps) di bulan Maret.
Namun, tak perlu kaget. Kenaikan sebesar 50 bps dan disusul kenaikan-kenaikan berikutnya di tahun ini sebenarnya sudah diantisipasi oleh pelaku pasar. Bahkan, Bank Indonesia (BI) juga sudah memperkirakan hal yang sama.
Departemen Tenaga Kerja AS kemarin melaporkan inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) tumbuh 7,5% year-on-year (yoy) di bulan Januari, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 7% (yoy) juga ekspektasi Reuters sebesar 7,3% (yoy).
Inflasi tersebut menjadi yang tertinggi sejak Februari 1982, dan kembali menguatkan ekspektasi bank sentral AS (The Fed) akan menaikan suku bunga dengan agresif di tahun ini dan kemungkinan sebesar 50 basis poin di bulan Maret nanti.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat probabilitas sebesar 88,9% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan depan. Dan probabilitas kenaikan 25 basis poin hanya 11,1% saja.
![]() |
Artinya, pasar melihat The Fed pasti menaikkan suku bunga bulan depan, dan kemungkinan sebesar 50 basis poin menjadi 0,5% - 0,75%.
Pasca pengumuman kebijakan moneter akhir The Fed Januari lalu, pasar sudah menakar suku bunga akan dinaikkan hingga 125 basis poin di tahun ini. Spekulasi berhembus The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 4 kali di tahun ini, 50 basis poin pada bulan Maret, dan tiga kali lagi sisanya masing-masing sebesar 25 basis poin.
Hal tersebut terlihat dari survei yang dilakukan Reuters pada periode 31 Januari - 2 Februari terhadap analis mata uang.
Survei tersebut juga menunjukkan dolar AS masih akan mendominasi hingga 6 bulan ke depan, tetapi tidak akan menguat jauh dari level saat ini. Selain itu, median dari 24 analis menunjukkan agar dolar AS menguat tajam perlu ada tambahan kenaikan sebesar 62,5 basis poin.
Artinya total The Fed perlu menaikkan suku bunga sebesar 187,5 basis poin agar dolar AS bisa menguat tajam.
Sehingga jika The Fed menaikkan suku bunga hingga 125 basis poin di tahun ini, ada peluang rupiah masih akan stabil, meski melemah kemungkinan tidak akan besar. Apalagi, Bank Indonesia juga sudah memprediksi kenaikan tersebut.
"Kami masih mempertahankan prediksi The Fed Tahun ini akan menaikkan 4 kali masing-masing 25 basis poin, mulai Maret kemungkinan 25 basis poin atau 50 basis poin," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur, Kamis (10/1).
Artinya, BI juga sudah bersiap dengan agresivitas The Fed, dan tentunya sudah mempersiapkan amunisi guna menstabilkan rupiah. Terbukti pada perdagangan hari ini, Kamis (11/2), rupiah masih cukup stabil, hingga siang ini hanya melemah 0,07% di Rp 14.350/US$.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> 'Setan' Resesi Gentayangan Lagi
