Pelemahan Dolar AS Jadi Booster Laju Tembaga Siang Ini

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
09 February 2022 12:40
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia terpantau menguat pada perdagangan jelang siang hari ini. Dolar yang melemah dan persediaan yang menyusut jadi katalis positif untuk laju tembaga.

Pada Rabu (9/2/2022) pukul 11.09 WIB harga tembaga tercatat US$ 9.815/ton, menguat 0,35% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.

Dolar AS bergerak stagnan di level di US$ 95.51, turun 0,14% dibandingkan dengan posisi kemarin. Hal ini jadi sentimen positif bagi tembaga. Sebab tembaga yang dibanderol dengan dolar menjadi lebih murah dibandingkan mata uang lainnya. Sehingga permintaan terdongkrak, harga ikut terungkit.

Aktivitas pertambangan di tambang tembaga Las Bambas, Peru mulai turun tajam setelah masyarakat memblokir jalan akses utama sejak akhir bulan lalu. Indikasinya adalah konsumsi listrik yang telah turun 40% sejak pemblokiran dimulai.

"Data memang menunjukkan konsumsi yang lebih rendah. Ini adalah pratinjau dari apa yang bisa terjadi jika blokade berlanjut," kata Gonzalo Tamayo, mantan menteri pertambangan dan mitra di konsultan Macroconsult.

Peran Las Bambas cukup besar karena merupakan salah satu yang terbesar di dunia dan diperkirakan menyumbang 2% pasokan tembaga dunia.

Berita ini jadi sentimen positif bagi tembaga karena pasokan dunia terancam makin berkurang di tengah persediaan yang terus menipis.

Pada 3 Februari 2022 persediaan tembaga di gudang yang dipantau bursa logam London (LME) tercatat 79.925 ton. Jumlah ini turun 68,6% dari persediaan tertinggi bulan Agustus 2021.

Wang Tao, analis teknikal Reuters mengatakan harga tembaga berpotensi menguji resisten di US$ 9.991/ton pada minggu ini. Jika breakout target berikutnya adalah US$ 10.193/ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular