Cuan Triliunan Duo Hartono Sampai Larangan Penjualan Unitlink

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
09 February 2022 08:27
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mencetak rekor tertinggi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbenam di zona merah pada perdagangan Selasa kemarin.

IHSG ditutup melemah 0,23% ke level 6.789,52 dengan nilai transaksi Rp 14,74 triliun. Pelaku pasar asing melakukan pembelian bersih senilai Rp 1,53 triliun. Sedangkan, jika diakumulasi sejak awal tahun, investor asing melakukan pembelian bersih senilai Rp 11,25 triliun.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan pada Rabu (9/2/2022):

1.Keluarga Hartono Bisa Raup Rp 8,6 T Dari BCA

Sepanjang tahun 2021, bank kakap menorehkan kinerja keuangan yang impresif. Salah satunya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba bersih BBCA mencapai Rp 31,42 triliun atau tumbuh 15,8% secara tahunan atawa year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebagai catatan ini merupakan laba bersih tertinggi yang pernah dibukukan BBCA sepanjang sejarah. Kinerja BBCA yang solid didukung oleh kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income) yang naik 3,5% yoy dan penurunan beban pencadangan atau provisi hingga 19,6% yoy.

2.Astra, Hongkong Land dan LOGOS Bentuk JV Gudang Logistik

PT Astra International Tbk (ASII) bersama Hongkong Land (HKL) melalui PT Astra Land Indonesia (ALI), akan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan LOGOS SE Asia Pte Ltd (LOGOS).

LOGOS merupakan spesialis logistik yang sejak tahun 2017 telah hadir di Indonesia dengan beberapa portofolio gudang modern yang berlokasi di Cibitung, Cileungsi, Cikarang, dan Pondok Ungu.

Perusahaan patungan tersebut dibentuk untuk mengelola dan mengembangkan gudang logistik modern di Indonesia, dengan fokus awal di area Jabodetabek.

3.Raksasa Migas Inggris Cetak Profit Tertinggi dalam 8 Tahun

BP, raksasa minyak dan gas bumi asal Inggris, mencetak laba tertinggi dalam delapan tahun terakhir, yakni mencapai US$ 12,85 miliar atau sekitar Rp 184 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$) pada 2021.

Capaian laba pada 2021 ini sangat signifikan bila dibandingkan dengan 2020 yang mengalami kerugian besar yakni sebesar US$ 5,7 miliar. Dicapainya laba pada 2021 ini tak terlepas dari melonjaknya harga minyak dan gas sepanjang 2021.

Mengutip Reuters, Selasa (08/02/2022), perusahaan juga mendorong pembelian kembali saham dan mempercepat rencana untuk mengurangi emisi dengan peningkatan pengeluaran untuk energi rendah karbon.

4.Diduga Masih Ada Praktik Pump & Dump di BEI, Apa Artinya?

Tak bisa dipungkiri, sebagian perhelatan initial public offering (IPO) merupakan exit strategy bagi pemegang saham lama.

Strategi ini sejatinya tidak salah selama emiten yang bersangkutan memiliki fundamental yang lebih solid dan lebih ekspansif. Kerugian justru bakal muncul jika strategi tersebut pada akhirnya hanya sekadar praktik pump and dump melalui pasar modal.

Umumnya, praktik pump and dumb merupakan cara pihak tertentu untuk menaikkan harga saham perusahaan. Ketika harganya terkerek tinggi, pihak ini kemudian melepasnya kembali ke pihak lain.

Imbasnya, harga saham jatuh. Bukan hanya itu, porsi kepemilikan masyarakat menjadi lebih besar, bahkan bisa mencapai 100%. Dengan kata lain, emiten menjadi tidak memiliki nahkoda lantaran tidak ada lagi pemegang saham pengendali. Porsi kepemilikan publik yang mencapai 100% salah satunya terjadi pada PT HK Metals Utama Tbk (HKMU).

5.OJK Bakal Larang Penjualan Unit Link di Bank

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana untuk melakukan pelarangan penjualan unit link melalui bank jika masih ada perusahaan asuransi yang bersengketa dengan nasabahnya.

Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan, perihal penyelesaian sengketa perusahaan asuransi dan nasabah sebenarnya sudah diatur oleh OJK, yakni mengenai perlindungan konsumen.

Di dalam aturan tersebut sudah ditetapkan mengenai tata cara bagaimana tindakan pengawas jika ada masalah dengan produk jasa keuangan. Ini yang kemudian menjadi titik tolak untuk kemudian OJK memonitor langkah yang dilakukan oleh para perusahaan asuransi.

6.BTN Mau Terbitkan Obligasi Rp 1 T di Q2-2022

Bank BUMN yang berfokus pada pembiayaan perumahan, PT Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk (BBTN), berencana menerbitkan obligasi dengan emisi senilai Rp 1 triliun.

Direktur Keuangan, Perencanaan dan Tresuri BTN, Nofry Rony Poetra menyampaikan, penerbitan instrumen surat utang kembali dilakukan pada tahun ini setelah sebelumnya perseroan tidak menerbitkan obligasi sepanjang tahun 2021.

"Penerbitan surat berharga, di 2022 akan rutin menerbitkan obligasi kembali, tahun lalu kita hentikan. Tahun ini kita akan menerbitkan [obligasi] Rp 1 triliun," kata Nofry, dalam konferensi pers, Selasa (8/2/2022).

7.Nanotech Incar Dana Rp 134,9 M dari IPO, Simak Jadwalnya

Emiten pengecer bahan kimia dan farmasi PT Nanotech Indonesia Global akan melepas sebanyak-banyaknya 1.285.000.000 saham atau setara dengan 29,99% saham melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Saham perusahaan ditawarkan dengan harga Rp 95-Rp 105 per saham.

Berdasarkan prospektus yang dirilis, perusahaan diperkirakan akan mendapatkan dana Rp 122,07 miliar-Rp 134,92 miliar dari IPO ini.

Dana tersebut senilai Rp 69,97 miliar rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) pembelian mesin dan perlengkapan terkait jasa layanan teknologi kesehatan, kosmetik, dan farmasi dalam rangka mendukung pengembangan dan perluasan usaha perusahaan.

8.Jumbo! Potensi Raihan Dana IPO 15 Startup di BEI Rp 127 T

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan sampai dengan saat ini terdapat 15 perusahaan rintisan (startup) dengan valuasi unicorn dan centaur yang berencana untuk melakukan penawaran umum perdana saham di bursa saham domestik dengan potensi raihan dana Rp 127 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEII Gede Nyoman Yetnamenyebut, 15 perusahaan tersebut merupakan hasil pemetaan yang dilakukan otoritas bursa dari 50 perusahaan rintisan yang beroperasi di Indonesia.

"Dari 50 perusahaan tersebut, kami sudah bertemu dengan 20 perusahaan, di mana 15 perusahaan di antaranya menyatakan berencana untuk melakukan IPO," ungkap Nyoman, Selasa (8/2/2022).

Adapun valuasi dari 20 perusahaan tersebut diperkirakan mencapai US$ 22 miliar atau sekitar Rp 316,36 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.380 per US$. Sedangkan, target penggalangan dana yang direncanakan sekitar US$ 8,8 miliar atau setara Rp 126,54 triliun.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular