Tersandung Privasi Data, Meta Ancam Cabut FB dan IG di Eropa

Feri Sandria, CNBC Indonesia
08 February 2022 10:40
Facebook Chairman and CEO Mark Zuckerberg testifies at a House Financial Services Committee hearing in Washington, U.S., October 23, 2019. REUTERS/Erin Scott     TPX IMAGES OF THE DAY
Foto: Ketua dan CEO Facebook Zuckerberg bersaksi di sidang Komite Jasa Keuangan Negara di Washington, AS pada Rabu, 23 Oktober 2019 (REUTERS/Erin Scott)

Jakarta, CNBC Indonesia - Meta Platforms Inc. mengatakan sedang mempertimbangkan untuk mencabut Facebook dan Instagram di Eropa.

Ancaman berpusat pada rencana regulator Eropa untuk membuat undang-undang baru yang akan menentukan bagaimana data dari pengguna yang merupakan warga negara Uni Eropa (UE) ditransfer melintasi Atlantik ke Amerika Serikat (AS).

"Jika kerangka transfer data transatlantik baru tidak diadopsi dan kami tidak dapat terus mengandalkan SCC (klausul kontrak standar) atau mengandalkan cara alternatif lain untuk transfer data dari Eropa ke Amerika Serikat, kami kemungkinan tidak akan dapat menawarkan sejumlah produk dan layanan kami yang paling signifikan, termasuk Facebook dan Instagram, di Eropa, yang akan berdampak material dan merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, dan hasil operasi kami," kata Meta dalam laporan tahunannya pekan lalu.

"Kami telah tunduk pada perkembangan legislatif dan peraturan signifikan lainnya di masa lalu, dan undang-undang dan peraturan yang baru atau sedang diusulkan dapat secara signifikan mempengaruhi bisnis kami," tambah perusahaan.

Peringatan Meta tersebut membuat sahamnya, yang telah turun ke level terendah 52 minggu setelah melaporkan pendapatan yang penuh dengan bahaya minggu lalu, turun lagi 5% dalam perdagangan Senin.

Pernyataan Meta ini sebenarnya sudah sering berulang dan muncul dalam laporan pendapatan perusahaan induk Facebook beberapa tahun terakhir dan menyerupai bahasa yang digunakan dalam laporan pendapatan dari lusinan perusahaan lain termasuk Apple, induk Google Alphabet, dan Salesforce.

Salah satu juru bicara Meta mengatakan perusahaan tidak berniat untuk menarik diri dari Eropa, tetapi hanya meningkatkan perhatian akan apa yang telah dikatakan dalam pengajuan sebelumnya.

"Kami sama sekali tidak memiliki keinginan dan tidak ada rencana untuk menarik diri dari Eropa, tetapi kenyataan sederhananya adalah bahwa Meta, dan banyak bisnis, organisasi, dan layanan lainnya, bergantung pada transfer data antara UE dan AS untuk mengoperasikan layanan global," kata juru bicara Meta dalam pesan email, dilansir MarketWatch.

"Pada dasarnya, bisnis membutuhkan aturan global yang jelas untuk melindungi aliran data transatlantik dalam jangka panjang, dan seperti lebih dari 70 perusahaan lain di berbagai industri, kami memantau dengan cermat dampak potensial pada operasi kami di Eropa seiring perkembangan ini."

Anggota parlemen Eropa Axel Voss, yang memiliki andil dalam menulis undang-undang perlindungan data UE, membalas peringatan induk Facebook dengan pernyataan tegas dalam cuitan di Twitter "Meta tidak bisa begitu saja memeras UE agar melepaskan standar perlindungan datanya, meninggalkan UE akan menjadi kerugian mereka."

Masalah ini telah merembes sejak Juli 2020, ketika Pengadilan Eropa memutuskan standar transfer data antara AS dan UE tidak cukup melindungi privasi warga negara Eropa.

Komisi Perlindungan Irlandia mengirim Facebook perintah awal untuk berhenti mentransfer data pengguna dari UE ke AS pada Agustus 2020. Keputusan akhir diharapkan dapat diperoleh pada paruh pertama tahun 2022 ini.

Konsekuensi finansial untuk Meta - yang sedang tertekan dalam persaingan dengan TikTok, Apple, Alphabet, dan Snap - bisa menjadi signifikan. Komisi Perlindungan Data Irlandia dapat mendenda Meta hingga 4% dari pendapatan tahunannya, atau US$ 2,8 miliar, jika gagal mematuhinya.


(fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ganti Nama, Ini Dia Kode Baru Saham Facebook di Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular