Dominasi Konglomerat Teknologi Mulai Goyah, Kok Bisa?

Putra, CNBC Indonesia
08 February 2022 07:00
Facebook unveiled their new Meta sign at the company headquarters in Menlo Park, Calif., Thursday, Oct. 28, 2021. An embattled Facebook Inc. is changing its name to Meta Platforms Inc., or Meta for short, to reflect what CEO Mark Zuckerberg says is its commitment to developing the new surround-yourself technology known as the “metaverse.” But the social network itself will still be called Facebook. (AP Photo/Tony Avelar)
Foto: Meta (AP/Tony Avelar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat saham-saham teknologi AS dilanda koreksi tajam. Bukan hanya Mark Zuckerberg si empunya induk Facebook dan Instagram, Meta Platform yang kekayaannya anjlok, bos big tech AS lain yakni Jeff Bezoz mengalami nasib serupa.

Berbeda dengan tahun lalu, saham-saham teknologi cenderung diobral di pasar awal tahun ini. Jika tahun lalu saham-saham teknologi di AS menjadi buruan kini nasibnya berubah 180 derajat.

Aksi jual yang masif membuat indeks Nasdaq Composite yang berisikan saham-saham teknologi ambrol hampir 10% secara year to date (ytd).

Pemicunya adalah bank sentral AS (The Fed) yang diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan di bulan Maret 2022 nanti.

Sebagai informasi, saham-saham teknologi memang cenderung dilepas saat kebijakan moneter diketatkan oleh bank sentral.

Salah satu saham yang juga ikut ambles kena obral adalah saham raksasa teknologi e-commerce AS yakni Amazon.

Seperti yang sudah diketahui Amazon merupakan perusahaan besutan salah satu orang paling kaya di dunia yakni Jeff Bezos.

Amazon tercatat mulai melantai di bursa saham AS pada 15 Mei 1997, tepat sebelum dot com bubble meletus pada tahun 2000-an.

Beruntungnya Amazon merupakan salah satu yang selamat dari krisis dan kini nilai kapitalisasi pasarnya sudah tembus di atas US$ 1,5 triliun.

Valuasi Amazon bahkan jauh lebih besar dari total output perekonomian Indonesia yang baru menyentuh US$ 1 triliun.

Sebagai informasi, Jeff Bezos sang founder memegang 9,82% saham Amazon atau setara dengan 49,97 juta saham.

Di awal tahun, saham Amazon ditransaksikan di harga US$ 3.409/unit. Dengan begitu kekayaan Jeff Bezos saat itu mencapai US$ 170,3 miliar. Dengan kurs sekarang kekayaan Jeff Bezos setara dengan Rp 2.435,9 triliun.

Namun sebulan berselang, tepatnya pada 3 Februari lalu harga saham Amazon anjlok 18,5% ke level US$ 2.777/unit. Alhasil kekayaan Jeff Bezos langsung ambles US$ 31,58 miliar atau setara dengan Rp 451,67 triliun.

Bedanya tentunya penurunan harta Jeff Bezoz berlangsung secara gradual yakni dalam periode sebulan lebih, sedangkan longsornya saham Meta sebanyak 26% yang menyebabkan kekayaan Mark Zuckerberg lenyap, terjadi dalam waktu sehari saja.

Meskipun demikian saham Amazon juga sudah berhasil rebound, meskipun masih tetap terkoreksi hampir 6% dibandingkan awal tahun. Hal ini membuat kekayaan Jeff Bezos masih minus Rp 144,34 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tarif Impor Trump Bikin Wall Street Cemas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular