Analisis

Utang Menggunung & Kinerja Lesu, BUMN Karya Kompak Jual Aset

Feri Sandria, CNBC Indonesia
07 February 2022 13:20
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (depan kiri) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ( depan belakang) bersama Menteri BUMN Erick Thohir  (belakang kiri) dan  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (belakang kanan) melakukan Seremonial Pengecoran Closure Tengah Jembatan Lengkung  Bentang Panjang Kuningan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit Terintegrasi Wilayah Jabodebek di kawasan Gatot Subroto, Senin (11/11/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto
Foto: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (depan kiri) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ( depan belakang) bersama Menteri BUMN Erick Thohir (belakang kiri) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (belakang kanan) melakukan Seremonial Pengecoran Closure Tengah Jembatan Lengkung Bentang Panjang Kuningan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit Terintegrasi Wilayah Jabodebek di kawasan Gatot Subroto, Senin (11/11/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto

Belum lama ini salah satu emiten konstruksi, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) telah merampungkan restrukturisasi utang perusahaan. Pada akhir September tahun lalu, sebanyak 21 bank telah sepakat untuk merestrukturisasi utang WSKT, di mana bank-bank tersebut memberikan keringanan berupa perpanjangan tenor hingga lima tahun ke depan dengan tingkat bunga yang kompetitif.

Selain itu upaya penyehatan likuiditas perusahaan juga dilakukan dengan menjual aset perusahaan berupa kepemilikannya di jalan tol Cibitung senilai Rp 2,44 triliun. Lebih dari itu, Waskita menegaskan akan mendivestasikan seluruh aset jalan tolnya hingga 2025 mendatang.

Rencana divestasi ini karena pembangunan jalan tol menimbulkan beban utang yang besar bagi perusahaan. Utang yang ditimbulkan oleh investasi jalan tol ini setidaknya mencapai Rp 53 triliun hingga Rp 54 triliun.

Selain itu dalam upaya perbaikan likuiditas Waskita baru-baru ini juga telah melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue. Akan tetapi perusahaan tercatat hanya mampu menyerap Rp 9,44 triliun, dari target senilai Rp 11,93 triliun. Partisipasi publik tercatat hanya 62%, dengan pemerintah mengambil selurah haknya.

Selain Waskita, lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sektor Konstruksi lain juga berencana untuk melakukan monetisasi atas persediaan properti yang dimilikinya. Langkah ini dilakukan dengan menggandeng PT Danareksa (Persero) sebagai konsultan utama dalam program penjualan tersebut.

"Danareksa yang bertindak selaku konsultan utama dalam Program Penjualan, menawarkan kesempatan kepada calon pembeli untuk memperoleh dan berinvestasi langsung pada persediaan properti yang dimiliki, dikendalikan, dan dikelola oleh BUMN Konstruksi," tulis keterangan Dareksa, dikutip Jumat (4/2/2022).

Dalam keterangan tersebut, persediaan properti yang ditawarkan dalam program ini berupa landbank, apartemen, rumah tapak, komersial retail dan lainnya. terdiri dari 87 properti dengan luas keseluruhan sekitar 1.900 hektare (Ha) yang sebagian diantaranya dikelompokkan dalam beberapa paket.

Langkah ini dilakukan untuk mempercepat peningkatan kinerja BUMN di sektor ini pasca pandemi dan dalam rangka transformasi perusahaan selama dua tahun ke depan sejalan dengan arahan Menteri BUMN.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan anak usahanya menawarkan para investor untuk berinvestasi pada 17 properti yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia yang terdiri dari lahan, unit apartemen, dan rumah tapak.

"Properti yang akan ditawarkan melalui mekanisme bulk, sebagian secara berkelompok (clustered) dan sebagian berdiri sendiri (standalone)," tulis manajemen Wika.

Sedangkan PT PP Tbk (PTPP) akan melepas 19 aset propertinya yang merupakan milik anak usahanya PT PP Properti Tbk (PPRO) dan PT PP Urban.

Terdapat 19 aset properti yang terdiri dari high rise building (student apartment, premium apartment hingga low-medium apartment) dan lahan kosong (landed) dengan total luasan area sebesar 46,1 hektar.

"Sejalan dengan program transformasi perusahaan BUMN yang dicanangkan oleh Menteri BUMN RI Erick Thohir, PTPP berharap dengan aksi korporasi tersebut dapat meningkatkan kinerja induk dan anak perusahaan," kata Agus Purbianto, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PTPP.

Ini merupakan bagian dari upaya percepatan asset recycling di bidang properti perusahaan.

PT Hutama Karya (Persero) juga terlibat dalam proses tersebut, rencananya sebanyak tujuh aset persediaan di beberapa lokasi akan dilepas. Aset tersebut dalam bentuk lahan siap bangun hingga bangunan vertikal, dimana salah satu diantaranya merupakan hunian mixed-used yang terintegrasi dengan transportasi publik dan jalan tol.

EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan rogram ini selaras dengan arahan dan fokus Kementerian BUMN dan juga proses transformasi perusahaan.

"Program ini merupakan salah satu langkah perusahaan dalam melaksanakan proses transformasi. Kami berharap banyak investor yang tertarik dan berminat mengikuti program ini," kata dia.

Diharapkan program percepatan ini dapat meningkatkan kontribusi BUMN terhadap APBN, sejalan dengan fokus Menteri BUMN Erick Thohir yang akan melakukan transformasi BUMN dua tahun ke depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Catatan redaksi: Artikel ini telah diperbaharui yang mana semula ekuitas dan DER ADHI disebutkan Rp 3,77 triliun dan 9,33x menjadi Rp 5,6 triliun dan 6,28x sesuai laporan keuangan perusahaan. 

 

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular