Gara-gara CPO, Duit Orang Ini Jadi Tak Punya Seri
Jakarta, CNBC Indonesia - Moncernya harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) beberapa pekan terakhir membuat cuan para pengusaha di sektor ini kian tebal.
Salah satu pihak yang diuntungkan adalah keluarga Bachtiar Karim, di mana menurut Forbes pada Desember 2021, Bachtiar Karim dan keluarga menduduki posisi ke-10 dari 50 orang terkaya di Indonesia.
Adapun total kekayaan Bachtiar Karim dan Keluarga menurut Forbes mencapai US$ 3,5 miliar atau setara dengan Rp 49,88 triliun (asumsi kurs Rp 14.250/US$).
Dengan kekayaan bersih tersebut, posisi Bachtiar Karim dan Keluarga berada di bawah persis dari konglomerat sekaligus kepala dari Grup Mayora, yakni Jogi Hendra Atmadja dan Keluarga yang memiliki kekayaan bersih sebesar US$ 4,1 miliar atau sekitar Rp 58,43 triliun.
Kekayaan Bachtiar Karim dan Keluarga pun lebih tinggi dari orang terkaya yang mengendalikan perusahaan produsen cat bermerek Avian, PT Avia Avian Tbk (AVIA) yakni Wijono dan Hermanto Tanoko dengan kekayaan bersih mencapai US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp 47,03 triliun.
Bachtiar Karim dan Keluarga merupakan pengendali utama dari perusahaan konglomerasi Musim Mas Group, di mana bisnis utamanya bergerak di bidang pengolahan CPO. Sedangkan lini produk minyak goreng yang diproduksi Musim Mas Group termasuk merek SunCo, Tani dan Amago.
Sebelum mendirikan Musim Mas Group, keluarga Karim pada awalnya merintis bisnis sabun dan margarin, di mana almarhum ayahnya yakni Anwar sempat mendirikan Pabrik Sabun Nam Cheong di Medan pada tahun 1932.
Setelah sukses dalam bisnis sabun dan margarin, kemudian keluarga Karim pun merambah ke bisnis lainnya, di mana mereka membuka kilang minyak sawit pertama di Indonesia pada tahun 1970. Dua tahun kemudian, Musim Mas secara resmi didirikan.
Musim Mas Group sendiri dalam laman resmi perusahaan mengklaim sebagai salah satu perusahaan minyak sawit terintegrasi terbesar di dunia dengan operasi yang mencakup seluruh rantai nilai di wilayah Amerika, Eropa, dan Asia.
Kini Musim Mas memiliki operasi di 13 negara dengan produk turunan digunakan secara luas di berbagai industri.
Bachtiar Karim dan Keluarga juga sempat mendirikan pusat wirausaha di Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan.
Dari aset yang dimilikinya, Karim memiliki sebuah apartemen Royal Darby Park Executive Suites di Singapura, di mana ia membelinya seharga US$ 117 juta dari Royal Group milik miliarder Singapura yakni Asok Hiranandani pada Oktober 2019.
(chd)