Dolar Sudah Tak Bertaji, Saatnya Tembaga Beraksi

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
04 February 2022 15:55
FILE PHOTO: Workers pour melted copper in a mould to make utensils and accessories inside a workshop in Srinagar March 27, 2014. REUTERS/Danish Ismail/File Photo
Foto: REUTERS/Danish Ismail/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia menguat pada perdagangan siang hari ini terdorong oleh indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang jatuh dan persediaan yang terus menyusut.

Pada Jumat (4/2/2022) pukul 13:00 WIB harga tembaga tercatat US$ 9.868/ton, naik 0,36% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Laju harga tembaga dunia ditopang oleh indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang jatuh ke level terendah dari dua minggu. Kemarin, indeks dolar AS ditutup di US$ 95,33, turun 2% dari harga tertinggi pada 28 Januari.

Pelemahan indeks dolar AS jadi sentimen positif bagi tembaga. Sebab tembaga yang dibanderol dengan dolar AS lebih murah ketimbang mata uang lainnya. Permintaan naik, harga pun mengikuti.

Harga tembaga juga didukung oleh kekhawatiran investor terhadap persediaan tembaga yang rendah. Persediaan tembaga di gudang terus turun sejak 2021 membuat pasokan menjadi langka di pasar. Sesuai dengan teorinya, saat barang langka, maka barang tersebut akan semakin mahal.

Pada 3 Februari 2022 persediaan tembaga di gudang yang dipantau bursa logam London (LME) tercatat 82.400 ton. Jumlah ini turun 67,7% dari persediaan tertinggi bulan Agustus 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular