Takut Perang Dunia III, Harga Minyak Termahal Sejak 2014!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 February 2022 07:40
Pasukan cadangan Latihan Militer Ukraina
Foto: Pasukan cadangan yang baru bergabung dalam Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina mengikuti latihan militer di pinggiran Kyiv, Ukraina, Sabtu (29/1/2022). Puluhan warga sipil telah bergabung dengan tentara Ukraina dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran tentang invasi Rusia. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Selain itu, pelaku pasar juga terus memantau ketegangan di perbatasan Ukraina yang melibatkan Rusia. Apalagi kini AS dan sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mulai menunjukkan sikap yang mengarah ke agresif.

Presiden AS Joseph 'Joe' Biden akhirnya menggerakkan 'bidak catur'. Biden memerintahkan hampir 3.000 pasukan Negeri Adidaya ke Eropa Timur dalam upaya menggertak Rusia.

"Selama Presiden Putin (Vladimir Putin, Presiden Rusia) bersikap agresif, kami memastikan bahwa sekutu kami di NATO ada di sana," tegas Biden, seperti diwartakan dari Reuters.

Jika ketegangan ini sampai menyebabkan konfrontasi bersenjata alias perang (amit-amit jabang bayi), maka harga minyak bakal terpengaruh. Sebab Rusia adalah salah satu produsen dan ekspotir minyak utama dunia. Perang tentu akan menghambat produksi dan distribusi minyak Negeri Beruang Merah.

"Tensi yang meningkat di Ukraina adalah sesuatu yang kuat. Dengan meningkatnya permintaan, hal ini bisa membuat pasokan tidak bisa memenuhinya," kata Gary Cunningham, Director of Market Research di Tradition Energy, sebagaimana diberitakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular