Takut Perang Dunia III, Harga Minyak Termahal Sejak 2014!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 February 2022 07:40
Pengendara motor mengatre untuk mengisi bahan bakar Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (17/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pengendara motor mengatre untuk mengisi bahan bakar Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (17/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia melesat pada perdagangan pagi ini. Apa pasal?

Pada Jumat (4/2/2022) pukul 07:00 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 91,11/barel. Melonjak 1,83% dari hari sebelumnya.

Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 90,27/barel. Melesat 2,28% dan menjadi rekor tertinggi sejak 2014.

Musim dingin yang cukup ekstrem di Amerika Serikat (AS) mendongrak harga si emas hitam. Gelombang udara dingin sejauh ini telah membuat lebih dari 200.000 juta jiwa kehilangan pasokan listrik. Mereka akan beralih ke genset, yang membutuhkan Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Ada histeria, ada ketakutan. Ini membuat harga minyak terangkat," ujar Bob Yawger, Director of Energy Futures di Mizuho, seperti dikutip dari Reuters.

Halaman Selanjutnya --> Friksi di Ukraina Dongkrak Harga Minyak

Selain itu, pelaku pasar juga terus memantau ketegangan di perbatasan Ukraina yang melibatkan Rusia. Apalagi kini AS dan sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mulai menunjukkan sikap yang mengarah ke agresif.

Presiden AS Joseph 'Joe' Biden akhirnya menggerakkan 'bidak catur'. Biden memerintahkan hampir 3.000 pasukan Negeri Adidaya ke Eropa Timur dalam upaya menggertak Rusia.

"Selama Presiden Putin (Vladimir Putin, Presiden Rusia) bersikap agresif, kami memastikan bahwa sekutu kami di NATO ada di sana," tegas Biden, seperti diwartakan dari Reuters.

Jika ketegangan ini sampai menyebabkan konfrontasi bersenjata alias perang (amit-amit jabang bayi), maka harga minyak bakal terpengaruh. Sebab Rusia adalah salah satu produsen dan ekspotir minyak utama dunia. Perang tentu akan menghambat produksi dan distribusi minyak Negeri Beruang Merah.

"Tensi yang meningkat di Ukraina adalah sesuatu yang kuat. Dengan meningkatnya permintaan, hal ini bisa membuat pasokan tidak bisa memenuhinya," kata Gary Cunningham, Director of Market Research di Tradition Energy, sebagaimana diberitakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular