Gegara Ini Rupiah Sulit Tumbangkan Dolar Singapura
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura kembali menguat melawan rupiah di awal perdagangan Kamis (3/2). Pergerakan tersebut mengindikasi kuatanya dolar Singapura setelah Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) mengetatkan kebijakan moneter pada pekan lalu.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 10:53 WIB SG$ 1 berada di kisaran Rp 10.665, dolar Singapura menguat 0,11% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kemarin, mata uang Negeri Merlion ini melemah tipis kurang dari 0,1% setelah menguat dua hari beruntun.
Pelemahan dolar Singapura kemarin melemah setelah rilis data dari Indonesia yang cukup bagus membuat rupiah perkasa.
Markit melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur di bulan Januari sebesar 53,7, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 53,5.
PMI manufaktur menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawah 50 berarti kontraksi, di atasnya adalah ekspansi.
Artinya, di awal tahun ini sektor manufaktur Indonesia meningkatkan ekspansinya, yang tentunya berdampak positif bagi perekonomian.
Kabar baiknya lagi, permintaan mengalami peningkatan signifikan sehingga sektor manufaktur merekrut tenaga kerja.
"Menurut data terkini PMI Manufaktur Indonesia IHS Markit, kondisi pengoperasian di sektor manufaktur Indonesia membaik pada awal 2022. Permintaan klien berekspansi pada kisaran lebih tajam, didukung oleh catatan pertumbuhan permintaan baru dari luar negeri. Sementara itu kenaikan tingkat ketenagakerjaan dan aktivitas pembelian juga terlihat, sekaligus menggambarkan kondisi ekonomi yang lebih baik," kata Jingyi Pan, Economics Associate Director IHS Markit.
Selain itu, menurut Pan, msalah rantai pasokan yang memicu inflasi perlahan sudah mulai teratasi.
"Waktu pengiriman dari pemasok tercatat jauh lebih baik, yang juga merupakan tanda positif. Penting untuk diamati jika kondisi terus membaik, karena tekanan harga masih tajam disebabkan permasalahan pasokan yang masih ada," ungkapnya.
Namun, dolar Singapura kembali menunjukkan kekuatannya sebab MAS diprediksi masih akan mengetatkan kebijakan moneter di bulan April. Sebab, inflasi yang tinggi sedang melanda Singapura.
Data dari pemerintah Singapura pada Senin (24/1) menunjukkan inflasi di bulan Desember melesat 4% year-on-year (yoy) lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,8% (yoy), dan tertinggi sejak Februari 2013.
Kemudian inflasi inti yang tidak memasukkan biaya akomodasi dan transportasi pribadi melesat 2,1% (yoy), tertinggi sejak Juli 2014. Kenaikan tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya 1,6% (yoy) dan hasil survei Reuters terhadap para ekonom yang memperkirakan sebesar 1,7%.
MAS pada Selasa lalu sedikit mengetatkan kebijakan moneternya. Hal tersebut menjadi kejutan di pasar, sebab pengetatan tersebut diperkirakan akan dilakukan pada bulan April. Tetapi mengingat pengetatan tersebut hanya sedikit, MAS diperkirakan akan melakukannya lagi dua bulan ke depan, yang membuat dolar Singapura perkasa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)