
Awal Februari IHSG Menguat 1% Lebih, Kembali Tembus 6.700

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,15% di level 6.707,652 pada perdagangan perdana bulan Februari ini, Rabu (2/2/2022).
Bersamaan dengan penguatan IHSG, asing net buy Rp 443 miliar di pasar reguler. Saham BBCA dan ARTO menjadi yang paling banyak dikoleksi asing dengan net buy Rp 253 miliar dan Rp 147 miliar.
Sedangkan saham ANTM dan TLKM menjadi dua saham yang paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp 105 miliar dan Rp 88 miliar.
IHSG mendapatkan katalis positif dari kinerja Wall Street yang cukup oke semalam. Indeks Dow Jones naik 0,78% dan memimpin penguatan sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing naik 0,68% dan 0,75%.
Sebelum libur, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,22% di level 6.631,15 pada Senin (31/1/2022).
Koreksi indeks juga dibarengi dengan asing yang net sell sebesar Rp 247 miliar. Maklum pada pekan lalu, IHSG sudah menguat 3 hari beruntun dengan apresiasi lebih dari 1%. Sehingga wajar saja kalau asing memanfaatkan momentum tersebut untuk profit taking.
Dengan kinerja pasar saham tersebut, jelas bahwa tidak ada January Effect di bulan lalu.
Sebenarnya secara siklikal, kinerja bulanan IHSG cenderung moncer di bulan Februari. Setidaknya dalam satu dekade terakhir, return bulanan IHSG cenderung positif. Sejak tahun 2011-2021 rata-rata gain IHSG mencapai 1,36%.
IHSG tercatat melemah secara beruntun di bulan Februari 2018-2020 dengan koreksi masing-masing sebesar 0,13%; 1,37% dan 8,2%.
Koreksi tajam IHSG di bulan Februari tahun 2020 disebabkan oleh awal mula Covid-19 menyebar di seluruh dunia sehingga aksi jual saham juga terjadi secara global.
Tahun 2021, IHSG mencatatkan return positif dengan penguatan fantastis. Indeks naik hampir 6,5% bulan Februari tahun lalu.
Namun gain tersebut masih kalah dengan cuan IHSG pada Februari 2013 yang naik sampai 7,68% dibanding bulan sebelumnya.
Memang data historis tidak menjamin bahwa pola tersebut akan pasti berulang. Namun setidaknya hal tersebut bisa menjadi acuan.
Dari dalam negeri BPS mengumumkan inflasi Indonesia untuk Januari 2022 sebesar 2,18% menjadi yang tertinggi sejak Mei 2020, namun masih tetap rendah dan berada di kisaran target BI di 2-4%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000