Analisis Teknikal

Melesat 1% Lebih, Apresiasi IHSG Rawan Terpangkas di Sesi II

Tri Putra, CNBC Indonesia
02 February 2022 13:24
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 1,13% di level 6.706,37 pada sesi I perdagangan Rabu (2/2/2022).

Indeks konsisten bergerak di zona hijau di sepanjang perdagangan. IHSG sempat menyentuh level tertingginya di 6.713,78.

Data perdagangan mencatat, saat IHSG naik ada 330 saham yang menguat, 193 saham melemah dan 150 stagnan.

Nilai transaksi mencapai Rp 6,79 triliun dan asing net buy di pasar reguler mencapai Rp 427,55 miliar.

IHSG mendapatkan katalis positif dari kinerja Wall Street yang cukup oke semalam. Indeks Dow Jones naik 0,78% dan memimpin penguatan sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing naik 0,68% dan 0,75%.

Sebenarnya secara siklikal, kinerja bulanan IHSG cenderung moncer di bulan Februari. Setidaknya dalam satu dekade terakhir, return bulanan IHSG cenderung positif. Sejak tahun 2011-2021 rata-rata gain IHSG mencapai 1,36%.

IHSG tercatat melemah secara beruntun di bulan Februari 2018-2020 dengan koreksi masing-masing sebesar 0,13%; 1,37% dan 8,2%.

Koreksi tajam IHSG di bulan Februari tahun 2020 disebabkan oleh awal mula Covid-19 menyebar di seluruh dunia sehingga aksi jual saham juga terjadi secara global.
Tahun 2021, IHSG mencatatkan return positif dengan penguatan fantastis. Indeks naik hampir 6,5% bulan Februari tahun lalu.

Namun gain tersebut masih kalah dengan cuan IHSG pada Februari 2013 yang naik sampai 7,68% dibanding bulan sebelumnya.

Memang data historis tidak menjamin bahwa pola tersebut akan pasti berulang. Namun setidaknya hal tersebut bisa menjadi acuan.

Dari dalam negeri BPS mengumumkan inflasi Indonesia untuk Januari 2022 sebesar 2,18% menjadi yang tertinggi sejak Mei 2020, namun masih tetap rendah dan berada di kisaran target BI di 2-4%.

Dengan penguatan IHSG yang signifikan di sesi I, apakah ruang penguatan di sesi II masih ada? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode waktu jam (hourly) dari indikator Bollinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan sesi I, IHSG sukses menembus level resisten di 6.701.

Kemudian jika melihat indikator Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum, juga belum terlihat adanya momentum beli yang kuat.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Saat ini RSI sudah berada di zona jenuh beli (overbought) di 70,7. Perlu diketahui, indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Saat ini RSI berada di area 58,80.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 dan EMA 26 membentuk pola divergen alias melebar.

Overall, secara teknikal apresiasi IHSG cenderung berpeluang untuk terpangkas di sesi II. Indeks berpeluang untuk menguji level support terdekat di 6.700 dan selanjutnya 6.650.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular