Bursa RI Bagi-bagi Ang Pau Buat Investor! IHSG Melesat 1%

Putra, CNBC Indonesia
02 February 2022 10:18
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbang dan terapresiasi 1% ke level 6.697,53 pada 10.12 WIB. IHSG semakin mendekati level psikologis 6.700.

Bersamaan dengan penguatan, IHSG asing melakukan aksi beli bersih di pasar reguler sebesar Rp 252 miliar.

Data perdagangan mencatat 313 saham menguat, 196 saham melemah dan 151 stagnan.

IHSG mendapatkan katalis positif dari kinerja Wall Street yang cukup oke semalam. Indeks Dow Jones naik 0,78% dan memimpin penguatan sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing naik 0,68% dan 0,75%.

Sebelum libur Hari Raya Imlek, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,22% di level 6.631,15 pada Senin (31/1/2022).

Koreksi indeks juga dibarengi dengan asing yang net sell sebesar Rp 247 miliar. Maklum pada pekan lalu, IHSG sudah menguat 3 hari beruntun dengan apresiasi lebih dari 1%. Sehingga wajar saja kalau asing memanfaatkan momentum tersebut untuk profit taking.

Dengan kinerja pasar saham tersebut, jelas bahwa tidak ada January Effect di bulan lalu. Sebenarnya secara siklikal, kinerja bulanan IHSG cenderung moncer di bulan Februari.

Setidaknya dalam satu dekade terakhir, return bulanan IHSG cenderung positif. Sejak tahun 2011-2021 rata-rata gain IHSG mencapai 1,36%.

IHSG tercatat melemah secara beruntun di bulan Februari 2018-2020 dengan koreksi masing-masing sebesar 0,13%; 1,37% dan 8,2%.

Koreksi tajam IHSG di bulan Februari tahun 2020 disebabkan oleh awal mula Covid-19 menyebar di seluruh dunia sehingga aksi jual saham juga terjadi secara global.

Tahun 2021, IHSG mencatatkan return positif dengan penguatan fantastis. Indeks naik hampir 6,5% bulan Februari tahun lalu.

Namun gain tersebut masih kalah dengan cuan IHSG pada Februari 2013 yang naik sampai 7,68% dibanding bulan sebelumnya.

Memang data historis tidak menjamin bahwa pola tersebut akan pasti berulang. Namun setidaknya hal tersebut bisa menjadi acuan.

Selain faktor musiman IHSG, sentimen jangka pendek yang berpeluang menggerakkan pasar hari ini datang dari rilis data inflasi bulan Januari 2022.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi bulan ini mencapai 2,15% YoY dan menjadi yang tertinggi dalam satu tahun terakhir.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular