Hari Ini Libur, Harga CPO Sudah Melesat 19% Sejak Awal 2022

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
01 February 2022 08:06
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Derivatif Malaysia, tempat perdagangan kontrak berjangka minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), tutup pada hari ini, Selasa (01/02/2022), seiring perayaan Tahun Baru Imlek 2022 Masehi/ 2573 Kongzili.

Menurut data Refinitiv, pada kemarin, Senin (31/01/2022), harga CPO terkoreksi 0,64% ke MYR 5.592/ton, setelah menguat selama empat hari beruntun.

Pada Jumat pekan lalu, harga CPO berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang masa terbaru, yakni ketika ditutup di MYR 5.628/ton.

Sejak awal tahun alias year to date (ytd), harga CPO telah melesat 19,05%.

Indonesia sebagai produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia mengumumkan kewajiban penjualan domestik (Domestic Market Obligation/DMO) 20% untuk semua produsen kelapa sawit dalam upaya untuk mendinginkan harga minyak goreng lokal. Akibatnya, harga CPO melambung sepanjang pekan ini dan mengukir harga tertinggi sepanjang masa.

"Pembatasan ekspor Indonesia telah mengubah dinamika pasar," kata Sandeep Bajoria, Kepala Eksekutif Sunvin Group, perusahaan pialang dan konsultan minyak nabati yang berbasis di Mumbai, India.

"Sudah pasar minyak nabati terganggu oleh cuaca dan masalah tenaga kerja, kebijakan pemerintah kini menambah ketidakpastian," tambahnya.

Pembeli telah mulai beralih ke minyak kedelai dan minyak bunga matahari untuk pengiriman Februari dan Maret, kata diler perusahaan perdagangan global yang berbasis di Mumbai.

"Reli sawit menyebabkan kehancuran permintaan. Harga harus turun atau akan kehilangan pangsa pasar," kata diler.

Kebijakan DMO yang dilakukan pemerintah Indonesia dikhawatirkan akan mengurangi pasokan CPO di pasar dunia di saat permintaan CPO tinggi. Ini akan menyebabkan kelangkaan pasokan yang akhirnya membuat harga CPO makin mahal.

Mengacu Statista, Indonesia adalah produsen CPO terbesar di dunia dengan kontribusi sebesar 42,5% terhadap produksi CPO dunia. Artinya, pengaruh Indonesia terhadap laju harga CPO dunia sangat besar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article CPO Berupaya Menguat di Tengah Wacana B40 & Pencabutan DMO RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular