Duh! Pefindo Turunkan Peringkat Waskita Beton Jadi Default

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
Senin, 31/01/2022 19:40 WIB
Foto: Seorang Pekerja melintas di depan PT Waskita Beton Precast, Karawang, Rabu, 3 Agustus 2016. PT Waskita Karya Tbk. memproyeksi nilai kapitalisasi pasar anak usaha PT Waskita Beton Precast bisa mencapai Rp10 triliun selepas proses penawaran umum perdana atau IPO tuntas. (CNN Indonesia/Djonet Sugiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), menurunkan peringkat obligasi berkelanjutan I tahun 2019 emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) senilai Rp 2 triliun menjadi "idD" menjadi default alias gagal bayar.

Dalam publikasi yang disampaikan Pefindo, penurunan peringkat tersebut mengikuti putusan pengadilan pada tanggal 25 Januari 2022 yang menyatakan status WSBP berada di dalam masa Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sementara untuk jangka waktu 45 hari sampai dengan 11 Maret 2022.

"Dalam status PKPU sementara, WSBP dalam keadaan debt standstill dan perusahaan tidak diperkenankan melakukan pembayaran kepada semua pemberi pinjaman, termasuk pembayaran kupon obligasi berkelanjutan I Tahap II Tahun 2019 yang akan jatuh tempo pada tanggal 31 Januari 2022," ungkap Pefindo, dalam keterangan resminya, Senin (31/1/2022).


Penurunan peringkat ini menyebabkan peringkat korporasi WSBP menjadi 'idD' dari sebelumnya pada September 2021 lalu di idBBB dengan outlook negatif.

"Obligor dengan peringkat idD menandakan obligor gagal membayar seluruh kewajiban finansialnya yang jatuh tempo, baik atas kewajiban yang telah diperingkat atau tidak diperingkat," tulis Pefindo.

PT Waskita Beton Precast Tbk merupakan perusahaan pracetak yang berdiri sejak tahun 2014, sebelumnya merupakan divisi pracetak WSKT yang bergerak di bidang industri pembuatan beton siap pakai dan beton pracetak.

WSBP didukung oleh sembilan pabrik pracetak dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 3,4 juta ton per tahun. Per 30 September 2021, pemegang saham WSBP adalah WSKT (59,9%), publik (40,0%), dan Koperasi Waskita (0,1%).


(sys/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi