'Kebakaran' di Bursa Eropa Belum Reda!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
28 January 2022 16:26
The German share prize index DAX board is photographed early afternoon on the day of the Brexit deal vote of the British parliament in Frankfurt, Germany, January 15, 2019. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Foto: Frankfurt Stock Exchange (DAX) (REUTERS/Kai Pfaffenbach)

Jakarta. CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa kompak terkoreksi pada perdagangan Jumat (28/1/2022), setelah bank sentral Amerika Serikat/AS (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan hasil rapat pekan ini.

Indeks Stoxx 600 di awal sesi turun di level 469,24 menjadi 1,09 poin (-0,23%). Indeks DAX Jerman terkoreksi 114,52 poin (-0,74%) ke 15.409,75. FTSE Inggris juga berada di zona merah dan turun 18,6 poin (-0,25%) dan CAC Prancis turun 35,47 poin (-0,5%) ke 6.988,33.

Kemarin, setelah sempat menurun tajam di pembukaan perdagangan, bursa saham Eropa dapat bergerak pulih dan ditutup naik 0,7% setelah AS membukukan pertumbuhan ekonomi hingga 6,9% pada 2021.

Saham teknologi Eropa jatuh dan berada di jalur penurunan bulanan terbesar sejak krisis keuangan global 2008 karena investor melakukan aksi jual karena investor cemas tentang pengetatan kebijakan moneter dari The Fed dan ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Perusahaan teknologi Eropa SX8P yang sempat naik ke level tertinggi dalam 21 tahun di bulan November lalu, anjlok 15% pada hari ini dan menjadi performa terburuk sejak Oktober 2008. Saham teknologi global telah berada di bawah tekanan karena investor enggan untuk membayar valuasi yang besar.

Ketegangan yang terus meningkat antara Rusia dan AS atas negara Ukraina juga membuat investor untuk mencari aset yang lebih aman.

Selain itu, ada beberapa rilis laporan yang mungkin saja bisa membatasi penurunan bursa saham Eropa pekan ini. Musim rilis kinerja keuangan wilayah Eropa akan dihiasi oleh H&M dan Fresnillo, lalu rilis data GDP dari Jerman, Perancis dan Spanyol kuartal IV-2021 juga akan dirilis hari ini.

Brand Fashion Perancis Louis Vuitton (LVMH) melihat adanya peluang kenaikan permintaan dari fesyen, handbags dan jewelry pada tahun ini setelah merilis laporan penjualan kuartal IV-2021 yang menunjukkan kenaikan yang signifikan senilai EUR 20.04 miliar (US$ 22,34 miliar).

Pada hari ini, Perancis melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi mereka mencapai nilai 7% dan menjadi pertumbuhan yang kuat selama 52 tahun pada kuartal IV-2021. Pertumbuhan ekonomi naik 0,7% pada tiga bulan terakhir di 2021. Padahal, konsensus Reuters memprediksikan pertumbuhan hanya 0,5%.

"Ekonomi Perancis sudah mulai pulih, tapi masih ada sektor yang masih turun seperti sektor pariwisata dan hotel," tutur Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire dikutip dari Reuters.

Pertumbuhan ekonomi Perancis dipicu oleh naiknya konsumsi masyarakat yang naik 0,4%. Selain itu, penyebaran virus Covid di Perancis masih menjadi problematika.

Semua pasien Covid-19 yang dirawat intensif di rumah sakit rata-rata memerlukan EUR 3,000 per hari dan memakan waktu perawatan 7-10 hari hingga sembuh. Direktur Paris Hospital Martin Hirsch mengatakan bahwa mahalnya biaya pengobatan menjadi hambatan karena masih banyak warganya yang tidak bersedia divaksinasi.

Asal tahu saja, negara tetangga kita Singapura telah memberlakukan kebijakan untuk warganya yang tidak bersedia divaksinasi dan terkena Covid-19, maka mereka harus berkontribusi untuk membayar minimum biaya pengobatan. Sementara itu, rata-rata biaya untuk pasien yang perlu perawatan intensif memerlukan sebanyak US$ 25,000 hingga sembuh, jika mengacu kepada data Kementerian Kesehatan Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nah Lho! Mayoritas Bursa Global Cerah, Cuma IHSG Anjlok Parah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular