
Kurs Dolar Singapura 3 Hari Turun, Meski MAS Ketatkan Moneter

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura melemah melawan rupiah di awal perdagangan Jumat (28/1) setelah turun dalam dua hari beruntun. Dolar Singapura masih melemah melawan rupiah meski di pekan ini Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) mengetatkan kebijakan moneternya di pekan ini.
Melansir data dari Refinitiv, dolar Singapura sempat merosot hingga 0,27% ke Rp 10.602,14/SG$ pagi ini. Sementara dalam dua hari sebelumnya mata uang Negeri Merlion ini turun 0,24% dan 0,13%.
Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) lagi-lagi mengejutkan pelaku pasar pada Selasa lalu dengan "sedikit" mengetatkan kebijakan moneternya.
MAS menaikkan slope $SNEER, begitu juga dengan lebar (width) tetapi titik tengah atau centre tidak berubah.
Pengetatan tersebut dilakukan pasca rilis data inflasi yang kembali menunjukkan kenaikan. Data dari pemerintah Singapura kemarin menunjukkan inflasi di bulan Desember melesat 4% year-on-year (yoy) lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,8% (yoy), dan tertinggi sejak Februari 2013.
Kemudian inflasi inti yang tidak memasukkan biaya akomodasi dan transportasi pribadi melesat 2,1% (yoy), tertinggi sejak Juli 2014. Kenaikan tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya 1,6% (yoy) dan hasil survei Reuters terhadap para ekonom yang memperkirakan sebesar 1,7%.
Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate).
Pada 14 Oktober lalu MAS juga menaikkan kemiringan (slope) S$NEER dari sebelumnya di dekat 0%. Sementara lebar (width) dan titik tengah (centre) masih tetap.
Sebelumnya, 12 analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan MAS akan mengetatkan kebijakan moneternya pada bulan April.
"Kita tidak bisa mengesampingkan langkah yang lebih agresif jika inflasi terus meninggi serta dampak dari kenaikan pajak barang dan jasa," kata Chua Hak Bin, ekonom senior di Maybank Kim Eng Research, sebagaimana dilansir Bloomberg.
Chua memperkirakan MAS akan menaikkan slope sebesar 50 basis poin. Sementara analis dari Citigroup, Goldman Sachs dan Nomura memprediksi kenaikan sebesar 100 basis poin.
Meski sudah mengetatkan lagi kebijakan moneternya dan lebih cepat dari ekspektasi analis, MAS diperkirakan kembali akan melakukannya di bulan April, sebab pengetatan yang dilakukan saat ini dikatakan "sedikit".
"Jika MAS mengumumkan kebijakan yang lebih agresif hari ini, maka ekspektasi pengetatan moneter di bulan April bisa diabaikan," kata Selena Ling, kepala riset dan strategu treasury OCBC, sebagaimana dikutip CNBC International, Selasa (25/1).
Meski demikian, sehari setelah pengetatan moneter tersebut dolar Singapura justru melemah melawan rupiah dan terus berlanjut hingga hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Ambruk, Kurs Dolar Singapura Cetak Rekor Termahal
