Lapkeu Ciamik, Saham BBNI Laris Diborong Asing!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten bank BUMN PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melaju di zona hijau hingga penutupan sesi I perdagangan Rabu (26/1/2022). Para investor memborong saham BBNI seiring rilis kinerja keuangan BBNI sepanjang 2021 yang di atas ekspektasi pasar.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BBNI terkerek naik 3,68% ke posisi Rp 7.050/saham. Nilai transaksi saham BBNI mencapai Rp 240,4 miliar dan volume perdagangan 34,3 juta saham.
Seiring kenaikan saham, investor asing memborong saham BBNI dengan nilai beli bersih Rp 81,5 miliar, tertinggi di bursa hingga siang ini.
Sejak awal tahun, saham BBNI sudah naik 4,44% dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 131,47 triliun.
Diwartakan CNBC Indonesia, Rabu (26/1), BBNI berhasil membuat kinerja positif pada tahun buku 2021, di mana laba 2021 tercatat Rp 10,89 triliun atau tumbuh 232,32% yoy, naik 3 kali lipat dari laba pada 2020.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, Rabu (26/1/2022), perolehan laba bersih tersebut naik signifikan dari periode yang sama di tahun 2020 senilai Rp 3,28 triliun.
Sementara itu, laba bersih bank secara individual (bank only), tercatat sebesar Rp 10,68 triliun sampai dengan Desember 2021 dari tahun sebelumnya Rp 2,75 triliun.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan laba bersih tahun lalu berhasil melampaui ekspektasi pasar.
Pencapaian ini menjadi yang tertinggi yang dihasilkan BNI, lebih tinggi dari operasional BNI sebelum pandemi," ujar Royke dalam paparan publik tahunan BNI, Rabu (26/1/2022).
Pada tahun 2021, bank bersandi BBNI ini tercatat membukukan pendapatan bunga secara konsolidasian Rp 50,02 triliun turun dari tahun sebelumnya Rp 56,17 triliun.
Beban bunga konsolidasian tercatat turun menjadi Rp 11,77 triliun per Desember 2021 dari sebelumnya Rp 19,02 triliun. Sehingga, pendapatan bunga bersih BBNI pada tahun 2021 sebesar Rp 38,24 triliun, meningkat dari capaian tahun 2020 senilai Rp 37,15 triliun.
BBNI tercatat menyalurkan kredit secara konsolidasian sebesar Rp 582,43 triliun pada tahun 2021, naik 5,30% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 553,10 triliun.
Dari sisi total aset BNI, per Desember 2021 tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp 964,83 triliun dari Desember 2020 senilai Rp 891,33 triliun.
Dari sisi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross BBNI tercatat mengalami penurunan menjadi 3,70% dari periode tahun 2020 di level 4,25%. NPL net juga turun menjadi 0,73% dari sebelumnya 0,95%.
Rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) BBNI juga kian longgar menjadi 79,71% dari periode yang sama di tahun 2020 di level 87,28%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
'Digoyang' Isu Akuisisi Bank, Saham BNI Melesat, Asing Masuk!
(adf)