Saham BBNI Lagi Menarik Nih, Ini Dia Target Harganya

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar besar (big cap) yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pada perdagangan sesi I Kamis (12/5/2022) ditutup terkoreksi nyaris 4%.
Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini pukul 11:30 WIB, saham BBNI ambruk 3,7% ke level Rp 8.450/unit. Nilai transaksi saham BBNI pada perdagangan sesi I hari ini mencapai Rp 481,06 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 56,54 juta lembar saham.
Investor asing tercatat menjual saham BBNI sebesar Rp 34,46 miliar di pasar reguler.
Dalam sepekan terakhir, saham BBNI juga terkoreksi hingga 10,58%. Meski pada hari ini dan dalam sepekan terakhir terkoreksi, tetapi sejatinya saham BBNI masih cenderung menarik. Sepanjang tahun ini, saham BBNI masih membukukan penguatan sebesar 25,19%.
Masih cenderung menariknya saham BBNI dilihat dari kinerja saham BBNI sepanjang tahun ini yang terbilang cukup apik di mana pemulihan saham BBNI cenderung lebih cepat setelah pandemi virus corona (Covid-19) mereda dan lebih cepat dari saham perbankan besar (big bank) lainnya.
Sebelum adanya libur panjang Idulfitri 1443 H, saham BBNI sempat nyaris menembus harga psikologis Rp 10.000/unit. Terakhir, harga saham BBNI menembus level Rp 10.250/unit pada 2018 silam yang sekaligus menjadi level tertinggi sepanjang sejarah BBNI.
Sejak pandemi virus corona (Covid-19) melanda, saham BBNI cenderung lagging dibandingkan dengan harga saham big bank lain.
Saat awal-awal Covid-19 melanda, harga saham BBNI sempat drop hampir 60% dan menjadi saham bank kakap dengan penurunan paling signifikan.
Proses recovery harga saham BBNI pun terbilang lambat saat itu. Ketika harga saham BBCA & BBRI mulai pulih ke level sebelum Covid-19 pada Oktober 2021, harga saham BBNI masih yang paling ketinggalan.
Namun saham BBNI berhasil mengejar di kuartal keempat dan pada saat itu harga sahamnya pun menguat signifikan.
Di lain sisi, menurut riset Trimegah Sekuritas, dengan membaiknya kinerja keuangan BBNI pada kuartal I-2022, maka saham BBNI masih menarik untuk dikoleksi.
Sebelumnya pada kuartal I-2022, BBNI berhasil meraup laba bersihnya sebesar Rp 3,96 triliun. Angka ini melonjak 25,7% secara basis kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ) dan melejit 66,1% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Hal ini melebihi sedikit dari konsensus yang ditetapkan oleh Trimegah Sekuritas, di mana laba bersih BBNI akan tumbuh sebesar 25,6% (QoQ).
Kenaikan laba bersih BBNI didukung oleh rendahnya provisi yang sebesar Rp 3,6 triliun atau turun sebesar 20% (QoQ) dan sebesar 25,2% (YoY), serta kenaikan pendapatan non-bunga perseroan yang menjadi Rp 5,21 triliun, naik 7,2% (QoQ) dan 28,9% (YoY).
Dari sisi neraca, outstanding kredit BBNI tumbuh menjadi Rp 591,68 triliun pada kuartal I-2022, atau tumbuh sebesar 1,6% (QoQ) dan sebesar 5,8% (YoY). Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) perseroan turun secara kuartalan, tetapi masih tumbuh menjadi Rp 692,74 triliun secara tahunan.
Adapun rasio LDR perseroan juga tumbuh sebesar 85,4% pada kuartal I-2022, dari sebelumnya pada kuartal IV-2021 yang tumbuh sebesar 79,9% dan pada kuartal I-2021 yang tumbuh sebesar 87,5%.
Dengan positif kembali kinerja keuangan perseroan pada kuartal I-2022, meski harganya saat ini terkoreksi, tetapi Trimegah Sekuritas merekomendasikan BELI di saham BBNI.
"Target BBNI sesuai dengan harapan kami, di mana momentum positifnya kinerja keuangan perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini didorong oleh biaya kredit yang lebih rendah. Kami merekomendasikan BELI untuk BBNI dengan target price (TP) di level Rp 9.000/unit pada tahun ini," kata riset Trimegah Sekuritas.
[Gambas:Video CNBC]
Lapkeu Ciamik, Saham BBNI Laris Diborong Asing!
(chd/vap)