IHSG Jebol, Ini Daftar Saham Dengan PER Termurah!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Selasa, 25/01/2022 16:30 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan (blue chip) kembali loyo hari ini, Selasa (25/1/2022). Seiring dengan melemahnya indeks acuan tersebut, investor bisa mencermati saham-saham blue chip dan yang tergabung dalam LQ45 yang tergolong murah alias undervalued.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah signifikan dengan koreksi 1,31% di level 6.586,17 hari ini. Sekitar 20 menit jelang bubaran alias penutupan, IHSG sempat terkoreksi parah ke posisi paling terendahnya hari ini, yakni minus 1,97% di level 6.523,92.

Nilai transaksi bursa hari ini tercatat mencapai Rp 13 triliun. Kendati IHSG melemah, asing masuk ke bursa saham domestik dengan beli bersih (net buy) di pasar reguler mencapai Rp 36,7 miliar.


Dengan ini, dalam dua hari pertama di minggu ini, IHSG belum berhasil ditutup di zona hijau, setelah pada Jumat pekan lalu (21/1) ditutup menyentuh level tertinggi sepanjang masa di 6.726,37.

Sementara, indeks LQ45 juga turun 1,07% ke posisi 939,34 hari ini.

Berikut ini Tim Riset CNBC Indonesia menyajikan daftar 10 besar saham LQ45 dengan valuasi paling murah.

Untuk melihat rasio harga tersebut Tim Riset CNBC Indonesia memakai metode Price Earning Ratio (PER) yang biasa digunakan sebagai analisis fundamental untuk menilai saham suatu emiten, wajar, murah, atau kemahalan (overpriced).

PER merupakan metode valuasi yang membandingkan laba bersih per saham dengan harga pasarnya.

Semakin rendah PER maka biasanya perusahaan juga akan dianggap semakin murah, Untuk PER biasanya secara rule of thumb akan dianggap murah apabila rasio ini berada di bawah angka 10 kali.

10 Besar Saham LQ45 dengan Valuasi Termurah

Kode Ticker

Emiten

Harga Terakhir (Rp)

PER (x)

ITMG

Indo Tambangraya Megah Tbk.

21,225

4.63

PTBA

Bukit Asam Tbk.

2,810

5.09

INKP

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.

7,650

5.61

MNCN

Media Nusantara Citra Tbk.

850

5.7

PGAS

Perusahaan Gas Negara Tbk.

1,295

5.75

TKIM

Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.

6,900

6.41

INDF

Indofood Sukses Makmur Tbk.

6,350

7.73

BBTN

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

1,565

8.2

UNTR

United Tractors Tbk.

23,150

8.28

ERAA

Erajaya Swasembada Tbk.

525

8.73

ADRO

Adaro Energy Tbk.

2,210

8.8

Sumber: Bursa Efek Indonesi (BEI), RTI | Harga terakhir per 25 Januari 2022

Mengacu pada data di atas, kesepuluh saham yang ada di dalam tabel tersebut memiliki PER di bawah rule of thumb. Asal tahu saja, rule of thumb adalah tolok ukur praktis bursa saham selama periode tertentu.

Dikuasai Saham Batu Bara

Saham dari subsektor batu bara mendominasi saham LQ45 paling murah, yakni ITMG, PTBA, UNTR, dan ADRO.

Saham ITMG hari ini ditutup di Rp 21.225/saham dengan PER 4,63 kali (x). Menjadi yang termurah di antara penghuni 'elite club' LQ45 lainnya.

PER saham ITMG yang murah ini ditopang oleh kinerja yang positif.

ITMG membukukan laba bersih sebesar US$ 271 juta atau senilai Rp 3,87 triliun (kurs Rp 14.300/US$) pada periode September 2021 atau per Q3-2021.

Perolehan laba bersih ini naik signifikan 603% dari periode yang sama di tahun sebelumnya US$ 39 juta atau sekitar Rp 555,75 miliar.

Sementara, dari sisi top-line, penjualan bersih tercatat sebesar US$ 1,32 miliar pada 9 bulan pertama 2021, sedangkan margin laba kotor naik 24% menjadi 40% pada sembilan bulan pertama tahun lalu.

Contoh lainnya, saham emiten batu bara BUMN PTBA juga memiliki PER yang murah, yakni sebesar 5,09 kali.

Seperti ITMG, rapor keuangan PTBA pun ciamik.

PTBA mencetak laba bersih sebesar Rp 4,77 triliun di 9 bulan tahun 2021 atau per September 2021, melesat 176% dari periode yang sama 2020 Rp 1,73 triliun.

Laba ini membuat laba per saham perusahaan naik menjadi Rp 426 dari sebelumnya Rp 155/saham.

Laba yang naik seiring dengan pendapatan yang tumbuh 51% menjadi Rp 19,38 triliun dari sebelumnya Rp 12,85 triliun.

Dominasi keempat saham batu bara tersebut dalam daftar terjadi seiring adanya booming batu bara sejak tahun lalu yang kemudian turut mendongkrak kinerja keuangan emiten terkait.

Sejurus dengan itu, harga sahamnya pun ikut melesat seiring aksi borong oleh investor.

Sekadar informasi, hingga kemarin, harga kontrak berjangka (future) batu bara Newcastle melesat ke level US$ 220/ton. Sejak awal tahun ini (ytd), harga si batu hitam sudah melejit 44,98%.

Duo Emiten Kertas Sinar Mas Juga Tak Kalah 'Murah'

Selain kuarter batu bara di atas, duo saham perusahaan kertas Grup Sinar Mas, INKP dan TKIM, pun mempunyai PER yang rendah.

Saham INKP, dengan harga Rp 7.650/saham, memiliki PER 5,61 kali. Sementara, TKIM mempunyai PER 6,41 kali dengan harga saham Rp 6.900/saham.

Soal kinerja keuangan, ada sembilan bulan pertama 2021, TKIM membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 175,64 juta atau sekitar Rp 2,50 triliun.

Laba bersih tersebut meningkat 4,38% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai US$ 168,26 juta senilai Rp 2,39 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.250 per US$.

Perolehan laba bersih tersebut seiring dengan naiknya penjualan bersih TKIM selama sembilan bulan pertama tahun lalu menjadi Rp US$ 744,44 juta atau sekitar Rp 10,60 triliun dari periode sama tahun sebelumnya US$ 650,21 juta atau setara Rp 9,26 triliun.

Kemudian, INKP meraup perolehan laba bersih sebesar US$ 390,85 juta atau sekitar Rp 5,56 triliun pada periode 30 September 2021.

Laba bersih tersebut meningkat 35,96% dari periode yang sama di tahun sebelumnya US$ 287,45 juta atau sekitar Rp 4,09 triliun.

Hingga akhir September 2021, INKP tercatat membukukan penjualan bersih senilai US$ 2,50 miliar atau setara Rp 35,62 triliun, naik dari periode sama tahun sebelumnya US$ 2,19 miliar atau sekitar Rp 31,20 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat