Suku Bunga AS Bisa Naik 7 Kali, Perak Ambruk 3 Hari Beruntun

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 25/01/2022 10:24 WIB
Foto: Ilustrasi Perhiasan Perak (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia mengalami penurunan selama tiga hari beruntun jelang pertemuan The Fed yang diselenggarakan pada 25-26 Januari 2021.

Pada Selasa (25/1/2021) pukul 08:57 WIB harga perak tercatat US$ 23,75/ons di pasar spot. Turun 0,85% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Investor mencermati kebijakan moneter yang bakal diumumkan The Fed pada Rabu (26/1/2022) waktu setempat. Investor mencemaskan tentang berapa kali suku bunga akan dinaikkan tahun ini dan kapan kenaikan akan dimulai.

Ekonomi Amerika Serikat (AS) yang terlalu panas mendesak The Fed untuk segera mengambil kebijakan untuk menahan laju inflasi. Pada bulan Desember, inflasi AS mencapai 7% year-on-year tertinggi sejak Juni 1982.

Berdasarkan data CME Fedwatch, pelaku pasar mengantisipasi bahwa The Fed bakal menaikkan suku bunga acuan paling cepat 25 bps pada Maret 2022 dengan probabilitas 88,7%.

Selain itu, the Fed diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan 4-5 kali di tahun 2022. Setelah itu bank sentral AS juga diprediksi akan menempuh kebijakan moneter kontraktif dengan mereduksi ukuran neracanya (balance sheet).

Analis dari Goldman Sachs melihat The Fed mengatakan bahkan tidak menutup kemungkinan lebih banyak lagi akibat tingginya inflasi di Amerika Serikat.

"Prediksi dasar kami The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 4 kali di bulan Maret, Juni, September dan Desember. Tetapi kami melihat risiko The Fed ingin menaikkan suku bunga di setiap pertemuan sampai proyeksi inflasi berubah," kata David Mericle, ekonom di Goldman Sachs kepada nasabahnya yang dikutip CNBC International, Minggu (23/1).

Melihat jumlah pertemuan The Fed sebanyak 8 kali pada tahun ini, dan seandainya suku bunga mulai dinaikkan bulan Maret, artinya ada kemungkinan suku bunga bisa dinaikkan sebanyak 7 kali, jika melihat risiko yang dipaparkan Goldman Sachs.

Naiknya suku bunga akan membuat kilau aset safe haven seperti perak pudar. Ini karena perak tidak memberikan imbal hasil atau bunga seperti deposito yang merupakan produk bank atau obligasi. Jika ingin mendapatkan keuntungan dari perak hanya bisa didapatkan dari kegiatan jual-beli saja.

Sehingga saat suku bunga naik, investor cenderung memilih aset investasi yang memberikan imbal hasil. Maka dari itu perak pun akan ditinggalkan. Saat permintaan turun, harga akan mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Siasat Ritel Fashion Bikin Orang RI Tak Belanja ke Luar Negeri