Simak! 7 Kabar Penting Ini Sebelum Cari Cuan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
Selasa, 25/01/2022 08:40 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik berakhir di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (24/1/2022). Sentimen utamanya kenaikan kasus Covid-19 Omicron yang memunculkan wacana peningkatan status level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menjadi level 3 di Jakarta.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 1,06% ke level 6.655,16 dengan nilai transaksi Rp 10,39 triliun. Pelaku pasar asing melakukan penjualan bersih senilai Rp 6,17 miliar.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Selasa (25/1/2022):


1. Incar AUM Rp 150 T, INA Juga Mau Investasi Sektor Kesehatan

Dana kekayaan abadi atau sovereign wealth fund (SWF) Tanah Air yang bernama Indonesia Investment Authority (INA) menargetkan untuk bisa mengantongi dana kelolaan (asset under management/AUM) hingga Rp 150 triliun di tahun ini. Angka tersebut naik dua kali lipat dari akhir 2020yang sekitar Rp 80 triliun.

CEO INA Ridha Wirakusumah mengatakan kenaikan AUM ini merupakan dukungan dari banyak pihak, tak terkecuali investor yang menanamkan modalnya di Indonesia melalui INA.

"INA sudah memberikan penawaran Rp 55 triliun tahun lalu, AUM sudah naik sekitar Rp 75 triliun, hampir Rp 80 triliun. Sampai akhir tahun 2022 ini kita harapkan AUM bisa double sampai Rp 150 triliun," kata Ridha dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Senin (24/1/2022).

2.Penjualan DILD dan LPKR Kompak Melesat, Properti Membaik?

Dua emiten properti tanah air mencatatkan kinerja penjualan gemilang sepanjang 2021. Kinerja ini terbilang cukup moncer lantaran tercapai di tengah puncak pandemiCovid-19.

Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatatkanpra-penjualan atau marketing sales sebesar Rp 1,64 triliun di tahun 2021.Angka inimelesat75% dibandingkan perolehan tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp 937 miliar.

Dalam keterangan yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Pradono Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto menjelaskankenaikanmarketing sales tahun 2021 terutama berasal dari hasil penjualan di segmen pengembangan kawasan perumahan.

3.ARTO Siap Depak BUKA dari Indeks LQ45?

Saham emiiten e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) berpotensi terdepak dari jajaran 45 saham yang paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau indeks LQ45.

Technical Analyst PT Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora mengatakan, saham Bukalapak berpotensi terpental lantaran dalam perdagangan tiga bulan terakhir, sahamnya sudah melemah 47,26% dan menjadi pemberat bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Selamatiga bulan terakhir pun investor asing telah melakukan aksi jual bersih di BUKA sebanyak Rp 1,26 triliun. Para pelaku pasar nampaknya masih harus wait and see di saham BUKA. Hal ini disebabkan, BUKA belum mampu mencatatkan net income secara tahunan sejak tahun 2018," kata Andika, Senin (24/1/2022).

Andika menambahkan, pada akhir Januari ini terdapat dua rebalancing indeks yang mempengaruhi pergerakan pasar, yakni indeks LQ45 dan indkes IDX30.
"Saham-saham yang baru masuk ke indeks LQ45 dan IDX30 atau mengalami penambahan bobot akan diprediksi mengalami kenaikan dan yang keluar dari indeks LQ45 dan IDX30 atau mengalami pengurangan bobot akan cenderung turun," katanya.

4.BBRI Bakal Buyback Saham Rp 3 T, Ternyata Buat Ini!

Emiten bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan dengan nilai nominal diperkirakan mencapai Rp 3 triliun.

Menurut keterbukaan informasi yang diterbitkan di website Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi buyback dilakukan melalui BEI, baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lambat 18 bulan sejak tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun 2022 (RUPST).

Dengan ini, perkiraan periode buyback BBRI akan dilaksanakan di rentang 1 Maret 2022 sampai 31 Agustus 2023.


(sys/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: HGII Tebar Dividen Rp 4,5 M & Bidik Tambahan Pembangkit 100 MW

Pages