Baca 7 Kabar Pasar Ini, Anda Harus Hati-hati atau Ngegas

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
29 December 2021 08:37
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di teritori positif pada perdagangan Selasa kemarin (29/12/2021). Aksi beli investor asing masih cukup massif di tengah tren penguatan bursa saham global menjelang tutup tahun 2021.

IHSG ditutup menguat 0,35% ke level 6.598,34 dengan nilai transaksi Rp 10,63 triliun. Pelaku pasar asing melakukan pembelian bersih senilai Rp 535,41 miliar.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Rabu (29/12/2021):

1.Benarkah FREN Bakal Dicaplok Operator Lain?

Setelah Indosat dan Tri mengumumkan merger beberapa bulan lalu, ada kabar yang menyebutkan giliran XL Axiata dan Smartfren memutuskan menggabungkan perusahaan. Benarkah demikian?

CEO PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), Merza Fachys mengatakan jika rencana soal konsolidasi di antara operator telah terdengar sejak lama. Bukan hanya dari XL Axiata dan Smartfren saja.

Menanggapi kabar bergabung dengan XL, Merza hanya mengatakan pihaknya terbuka. Smartfren siap melakukan diskusi dengan pihak manapun yang punya visi serupa dengan perusahaan tersebut.

"Kita tentu saja terbuka FREN sebagai perusahaan terbuka harus melakukan keterbukaan hal-hal seperti ini terjadi. Siap melakukandiskusi dengan siapapun yg memang sama-sama pnya visi membesarkan telko di Indonesia ini," jelas Merza saat Public Expose FREN, Selasa (28/12/2021).

2.Setelah Pluit, Ace Hardware Tutup Gerai di Pasaraya Blok M!

PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) menutup gerainya yang berlokasi di Pasaraya Blok M, Jakarta. Gerai ini telah beroperasi sejak 28 September 1996 lalu atau dengan kata lain gerai itu sudah beroperasi selama 25 tahun lamanya.

Sekretaris Perusahaan Ace Hardware Indonesia Helen Tanzil mengatakan, penutupan gerai ini dilakukan lantaran masa sewanya yang terakhir berakhir. Penutupan akan dilakukan pada akhir tahun nanti.

"Sesuai peraturan Bapepam No.X.K.1 tentang keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik, bersama ini kami sampaikan bahwa pada tanggal 31 Desember 2021, salah satu gerai PT Ace Hardware Indonesia, Tbk. (Perseroan) yang berlokasi di Pasaraya Blok M, Jakarta telah ditutup karena masa sewa telah berakhir," kata Helen dalam keterbukaan informasinya, Selasa (28/12/2021).

3.Garuda Proyeksikan Kenaikan Penumpang 27% di Nataru

Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memproyeksikan kenaikan penumpang sebesar 27% pada periode natal dan tahun baru di Desember 2021 dibanding dengan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan proyeksi pertumbuhan penumpang ini sejalan dengan tren masyarakat yang memanfaatkan momen akhir tahun untuk melakukan perjalanan dan relaksasi kebijakan mobilitas masyarakat pada periode Nataru tahun ini.

"Proyeksi pertumbuhan positif trafik penumpang pada periode akhir tahun ini tentunya menjadi optimisme tersendiri bagi Garuda Indonesia di tengah dampak penurunan trafik penumpang sepanjang masa pandemi," kata Irfan dalam siaran persnya, Selasa (28/12/2021).

4.Bakal IPO, Induk NET TV Masih Rugi Rp 120 M

Induk perusahaan media televisi milik Indika Group, NET TV atau PT Net Visi Media, berencana melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun depan.

Berdasarkan pada data prospektus ringkas yang dipublikasikan perusahaan, Senin (27/12/2021), Net Visi Media berencana menawarkan sebanyak-banyaknya 765.306.100 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran umum Rp 190 sampai dengan Rp 196 per saham. Dengan demikian, dari aksi korporasi ini, perseroan berpotensi meraih dana segar Rp 149 miliar.

Dari sisi fundamentak, pendapatan konsolidasian Net Visi Media per akhir Juli 2021 mencapai Rp 282,94 miliar, naik 34,74% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan posisi Juli 2020 sebesar Rp 209,99 miliar.

Adapun pendapatan per 31 Desember 2020 tercatat sebesar Rp 446,49 miliar atau turun 14,11% secara yoy dibandingkan akhir 2019.

Sementara, laba bruto tercatat naik 73,24% secara tahunan menjadi Rp 95,76 miliar per akhir Juli 2021.
Namun, Net Visi Media masih mengalami rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk (rugi bersih) hingga 31 Juli 2021, yakni mencapai Rp 120,35 miliar. Angka ini menyusut secara yoy dibandingkan rugi bersih pada 31 Juli 2020 sebesar Rp 411,18 miliar.

5.RI Butuh Dana Rp 745 T/Tahun Buat Pengembangan Ekonomi Hijau

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, kebutuhan pembiayaan pengembangan ekonomi hijau di Indonesia akan mencapai Rp 745 triliun setiap tahunnya. Kebutuhan pembiayaan ini diperkirakan akan terus berlanjut sampai dengan tahun 2030 mendatang.

Mengingat besarnya kebutuhan pendanaan itu, Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengungkapkan, kebutuhan pendanaan itu tidak cukup hanya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saja.

Menurutnya, perlu ada upaya mobilisasi dana yang bersumber dari sektor swasta dan non pemerintah, termasuk dari filantropis untuk menyokong kebutuhan pendanaan ekonomi hijau tersebut.

6.Aturan MVS Terbit, Ini Target Perburuan Emiten OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan aturan mengenai penerapan klasifikasi saham dengan hak suara multipel oleh emiten atau multi voting share (MVS). Aturan ini dikhususkan mengakomodasi perusahaan berbasis teknologi melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Indonesia.

Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan dengan adanya aturan ini diharapkan akan meningkatkan appetite bagi perusahaan teknologi melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dia menyebut, perusahaan teknologi ini dikategorikan dalam new economy atau perusahaan yang menciptakan inovasi baru dengan produktivitas tinggi.

7.Jawaban FREN Soal Alibaba jadi Pemodal

Beberapa waktu lalu, sempat tersiar kabar jika Alibaba akan membeli kepemilikan saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Pihak operator seluler itu buka suara soal kabar tersebut.

CEO Smartfren, Merza Fachys tidak menjawab dengan pasti kebenaran kabar tersebut. Namun dia mengatakan tidak ada ketidakmungkinan soal Alibaba.

"Alibaba tidak ada sama sekali ketidakmungkinan. Hanya secara resmi saat tinta sudah ditorehkan, sama-sama kita inginkan cuma satu bahwa FREN akan berkembang dan pemain tangguh," kata Merza saat Public Expose FREN, Selasa (28/12/2021).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular