Rupiah Jadi Loser di Asia, Covid Omicron Biang Keroknya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Menanjaknya kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) varian Omicron membuat rupiah menjadi salah satu loser di Asia pekan ini. Rupiah sempat mencatat pelemahan 3 hari beruntun melawan dolar AS, sebelum bangkit setelah Bank Indonesia (BI) memberikan kejutan kecil.
Melansir data Refintiv, sepanjang pekan ini rupiah melemah 0,28% ke Rp 14.335/US$ di pasar spot. Dengan pelemahan tersebut rupiah menjadi yang terburuk ketiga di Asia, hanya lebih naik dari dolar Taiwan dan rupee India.
Sementara itu bath Thailand menjadi yang terbaik di pekan ini dengan penguatan sebesar 0,55%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia pekan ini.
Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia akhirnya kembali menembus ribuan orang.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 kemarin mengumumkan ada tambahan 2.604 kasus baru, lebih banyak dari hari sebelumnya 2.116, sekaligus menjadi yang tertinggi dalam 4 bulan terakhir, tepatnya sejak 23 September 2021.
Terus menanjaknya kasus Covid-19 dikhawatirkan akan membuat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kembali diketatkan alias naik level.
Apalagi tingkat keterisian ranjang rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) nasional 17 Januari 2022 adalah 6%.
Angka BOR nasional memang masih relatif rendah. Namun di DKI Jakarta sepertinya agak mengkhawatirkan. Pada 17 Januari 2022, BOR di provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Anies Rasyid Baswedan ini mencapai 32%.
Presiden Joko widodo (Jokowi) juga meminta masyarakat untuk tidak banyak beraktivitas di luar rumah, seiring dengan kenaikan kasus Covid-19 di tanah air.
"Jika bapak ibu tidak memiliki keperluan mendesak, sebaiknya mengurangi kegiatan di pusat keramaian. Dan untuk mereka yang bisa bekerja dari rumah, work from home, lakukanlah kerja dari rumah," ungkap Jokowi melalui akun youtube yang dikutip CNBC Indonesia, Selasa (18/1/2022).
Selain itu, varian lokal Covid-19 kini ditemukan di Indonesia. Varian yang bermutasi dan berkembang biak di lingkungan sekitar itu pertama kali ditemukan di Surabaya, Jawa Timur.
Institute Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga pertama kali menemukan varian tersebut, setelah melakukan uji coba pada 18 sampel yang terdeteksi dari pasien Covid-19 di universitas."Ada 8 varian Omicron, 9 varian Delta, dan satu varian lokal," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Erwin Astha Tryiono, seperti dikutip detik, Rabu (19/1/2022).
ITD sendiri mengklaim bahwa varian tersebut berbeda dengan mutasi Covid-19 manapun, baik itu Delta atau Omicron. Varian itu juga disebut berbeda secara karateristik dengan Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada 2019 lalu.
Meski demikian belum ada keterangan lagi apakah varian ini lebih menular dari Omicron atau varian lainnya yang dulu ada.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> BI Naikkan GWM, Rupiah Perlahan Bangkit
(pap/pap)