Rupiah Jadi Loser di Asia, Covid Omicron Biang Keroknya!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 January 2022 09:15
Gubernur BI Perry Warjiyo  (Tangkapan Layar via Youtube Bank Indonesia)
Foto: Gubernur BI Perry Warjiyo (Tangkapan Layar via Youtube Bank Indonesia)

Bank Indonesia (BI) Kamis kemarin mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Januari 2020. Hasilnya, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan. Keputusan ini sejalan dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Januari 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG edisi Janauri 2022, Kamis (20/1/2022).

Dengan demikian, suku bunga acuan telah bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 atau hampir setahun. Ini adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia merdeka.
Namun ada sedikit kejutan yang diberikan, BI memutuskan bakal mulai menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) secara bertahap pada Maret, Juni dan September. Kebijakan ini tentu akan mengurangi likuiditas di perbankan.

Langkah bisa menjadi sinyal awal BI akan mengetatkan kebijakan moneternya di tahun ini. Stabilitas nilai tukar rupiah menjadi alasannya. Penyerapan likuiditas bisa membuat nilai tukar lebih kuat, dan menjadi langkah awal menghadapi normalisasi kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed).

Kejutan kecil dari BI ini juga sejalan dengan berubahnya pandangan BI terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat tahun ini.

Pada RDG edisi Desember 2020, BI melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 1 kali saja di tahun ini, dan diperkirakan akan terjadi di kuartal III atau IV-2022.
Tetapi hanya sebulan berselang, pandangan BI berubah. Kini Perry dan kolega melihat The Fed bisa menaikkan suku bunga sebanyak 4 kali di tahun ini. Pandangan BI tersebut saat ini sejalan dengan ekspektasi pasar.

"Dari sisi fundamental, dan baca-bacaan kami, dari pandangan anggota The Fed, kemungkinan Federal Funds Rate naik tiga kali. Namun kami juga melihat pandangan pasar, dan ini kami pertimbangkan. Oleh karena itu, kami membuat kesimpulan baseline kami bahwa Federal Funds Rate naik empat kali pada tahun ini. Mulai Maret," terang Perry.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular