Yield SBN AS Masih Tinggi, Dow Futures Kembali Tertekan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Jumat, 21/01/2022 21:07 WIB
Foto: Wall Street (AP/Mark Lennihan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak turun pada perdagangan Jumat (21/1/2022) setelah Netflix merilis kinerja keuangan yang kurang baik.

Kontrak futures indeks saham Dow Jones jatuh 100 poin (-0,3%), Kontrak serupa indeks S&P 500 turun 0,42% dan Nasdaq anjlok 0,78%.

Saham Netflix anjlok 19% di sesi pra-pembukaan perdagangan hari ini setelah merilis kinerja keuangan yang menunjukkan penurunan jumlah pelanggan baru. Saham kompetitornya pun ikut anjlok, Disney+ yang merupakan konstituen indeks saham Dow Jones itu, turun 3,5%.


Kemarin, saham Peloton jatuh 23,9% setelah CNBC International memberitakan bahwa perusahaan menyetop produksi alat kebugaran mereka. Tapi hari ini saham Peloton malah naik 7,3% di sesi pra-pembukaan karena kinerja keuangan mereka positif sesuai dengan ekspektasi pasar.

Direktur Utama Peloton John Foley mengatakan bahwa Peloton sedang mengevaluasi produk untuk menyiasati penurunan permintaan olahraga di rumah.

Di pasar regular kemarin, indeks Dow Jones turun 313 poin (-0,89%). Selang beberapa jam, indeks berisi 30 saham yang menjadi acuan bursa AS itu naik lebih dari 450 poin. Indeks S&P sempat naik 1,53% lalu anjlok 1,1%. Nasdaq berakhir jatuh sebanyak 1,3%.

Menjelang rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada pekan depan, imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun mencapai 1,87% kemarin. "Kenaikan yield obligasi periode 1 atau 2 tahun ke depan menggambarkan perubahan kebijakan moneter The Fed," tutur Scott Wren, perencana senior saham global Wells Fargo Investment Institute, seperti dikutip CNBC International.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 turun selama 3 minggu beruntun. Nasdaq turun mendekati 5% selama sepekan, kemudian turun lagi selama empat pekan beruntun yang menjadi koreksi terbesar sejak Oktober 2020. Saham small cap juga terdampak seperti indeks Russell 2000 yang terkoreksi selama sepekan, yang menjadi penurunan terdalam sejak Juni 2020.

Namun, beberapa pelaku pasar percaya bahwa saham emiten teknologi yang telah terkoreksi akan kembali diburu terutama yang sudah menawarkan value fundamental kuat. "Ketika indeks Nasdaq berada di zona koreksi, kita bisa melihat peluang di area spesifik layaknya sektor teknologi seperti semikonduktor, cloud stocks, dan mega-cap stocks," tutur Robert Schein, Direktur Perencanaan Blanke Schein Wealth Management, dikutip CNBC International.

Schlumberger akan merilis kinerja keuangan sebelum perdagangan pasar dibuka hari ini. Selain itu ada rilis laporan penjualan ekspor pada pukul 08:30 waktu setempat, disusul laporan indikator ekonomi unggulan pada jam 10:00 waktu setempat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi