Usai Libur, Dow Futures Anjlok 256 Poin

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
18 January 2022 19:44
Traders work on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., October 4, 2017. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) cenderung melemahpada perdagangan Selasa (18/1/2022), di tengah fokus investor terhadap rilis neraca keuangan perusahaan dan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.

Kontrak futures indeks Dow Jones melemah 256 poin (-0,75%) bersamaan dengan koreksi kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq yang melemah masing-masing sebesar 1,15% dan 1,7%. Artinya, ketiga indeks saham tersebut berpeluang dibuka melemah.

Bursa saham AS tutup kemarin karena peringatan hari Martin Luther King.

Yield obligasi AS naik pesat. Jika melihat dari data performa 2 tahun ini, yield naik lebih dari 1% pertama kali sejak Februari 2020. Sedangkan pada bulan sebelumnya, situasi pandemi telah menggiring perekonomian AS ke zona resesi.

Yield periode 2 tahun dijadikan sebagai acuan di mana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menentukan persentase suku bunga acuan jangka pendek. Suku bunga acuan naik bersamaan dengan yield obligasi, di mana acuan yield pemerintah AS tenor 10 tahun telah menyentuh 1,83%, menjadi angka tertinggi sejak Januari 2020.

Pekan perdagangan yang singkat ini akan dihiasi oleh laporan keuangan kuartal IV-2021 dari 35 perusahaan yang menjadi konstituen indeks S&P 500, meliputi Bank of America dan Netflix. Goldman Sachs juga dijadwalkan merilis laporan keuangan.

Bank-bank besar seperti Wells Fargo, JPMorgan Chase, dan Citigroup telah merilis laporan keuangan pada Jumat pekan lalu, di mana tiga perusahaan tersebut merilis kinerja keuangan yang melebihi ekspektasi dari pasar.

Namun, reaksi pasar global masih mixed. Kinerja keuangan Well Fargo naik, tapi kinerja JPMorgan Chase dan Citigroup turun. Secara keseluruhan, 26 perusahaan dari indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangan kuartal IV-2021. Setidaknya 77% dari kinerja mereka tercatat di bawah ekspektasi analis pasar.

"Secara menyeluruh, performa perekonomian di kuartal IV-2021 positif, sejalan dengan pertumbuhan laba dan pendapatan emiten," tutur Mark Haefele, Chief Investment Officer (CIO) USB Global Wealth Management di laporan riset yang dikutip CNBC International.

Ia juga menambahkan bahwa proyeksi kinerja perusahaan cenderung menunjukkan adanya kekuatan permintaan yang berkelanjutan pada tahun 2022 walaupun penyebaran Omicron mengganggu beberapa sektor.

Penyebaran varian Omicron memicu pertanyaan apakah perekonomian global akan membaik sejak berita penemuan Omicron dirilis. Beberapa negara dan wilayah kembali menerapkan lockdown dan pembatasan kegiatan sosial untuk menekan penyebaran Covid-19.

Namun, data terbaru mengindikasikan penyebaran akan menurun. Di AS, data kasus terbaru menunjukkan penurunan selama 7 hari sejak mencapai rekor pada bulan ini, mengacu kepada data riset Johns Hopkins University. Di Maryland, angka penularan harian juga turun sebanyak 27% secara mingguan. Kasus baru juga turun di Afrika Selatan dan Inggris.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular