
IHSG Berbau Marking The Close, Apa Kabar Random Closing?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,50% di level 6.726,37 dan menjadi level tertingginya sepanjang sejarah (All Time High/ATH).
Namun ada yang menarik dari pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini. Sebelum pre-closing sebenarnya indeks masih berada di bawah level 6.700. Saat penutupan, IHSG langsung terkerek naik hingga tembus level ATH.
Pergerakan tersebut cukup tak wajar dan menjadi indikasi kuat terjadinya aktivitas pengaturan harga saham menjelang penutupan perdagangan atau yang dikenal dengan sebutan marking the close.
Berdasarkan penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia, aktivitas marking the close terjadi pada 3 saham dengan bobot terbesar terhadap indeks yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Lantas bagaimana manipulasi harga ketiga saham tersebut terindikasi dilakukan?
Sebenarnya sederhana saja untuk melihat apakah ada aksi pengaturan harga yang dilakukan oleh segelintir investor berdana jumbo jelang penutupan yakni tinggal memperhatikan perbedaan harga dan volume transaksinya.
Untuk lebih jelasnya, pergerakan saham TLKM hari ini dapat menjadi contoh kasus indikasi marking the close. Sesaat sebelum sesi pre-closing, tepatnya pada 14:49:59, harga saham TLKM masih berada di Rp 4.290/unit.
Namun tepat saat penutupan harga saham TLKM naik menjadi Rp 4.330/unit atau naik 40 poin di sesi pre-closing.
Bersamaan dengan kenaikan harga di akhir perdagangan tersebut, volume pembelian saham TLKM juga mengalami kenaikan tajam.
Contoh lain adalah saham BBCA. Kasus yang terjadi sama persis dengan saham TLKM, tepat sebelum sesi pre-close saham BBCA masih diperdagangkan di harga Rp 7.850/unit.
Namun tepat pada 15.00 WIB, harga saham BBCA melompat 100 poin menjadi Rp 7.950/unit bersamaan dengan peningkatan volume transaksi.
Kejadian yang sama juga terjadi pada saham BBRI. Pergerakan harga saham BBRI semakin menunjukkan adanya aktivitas marking the close pada perdagangan hari ini yang dilakukan oleh segelintir investor.
Hal ini tercermin dari harga yang konsisten berada di zona merah seharian namun diangkat di akhir-akhir perdagangan.
Masih dengan modus sama seperti saham TLKM dan BBCA, sesaat sebelum pre-closing harga saham BBRI masih berada di Rp 4.120/unit. Namun tepat pada 15.00 WIB harga langsung menanjak naik 50 poin menjadi Rp 4.170/unit disertai dengan kenaikan signifikan volume transaksinya.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, setidaknya ada 4 anggota bursa (AB) atau broker yang terindikasi terlibat dalam aksi marking the close di mana keempat broker tersebut menjadi perantara pembelian untuk investor asing.
Keempat broker tersebut yakni PT CGS CIMB Sekuritas Indonesia (YU), PT UBS Sekuritas Indonesia (AK), PT JP Morgan Sekuritas Indonesia (BK) dan terakhir adalah PT Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP).
Sebenarnya aktivitas marking the close termasuk kegiatan yang ilegal yang sudah diatur dan dilarang dalam undang-undang pasar modal meskipun enforcement terhadap aturan tersebut masih nihil.
Pihak bursa bahkan berupaya untuk men-discourage aktivitas ini dengan menetapkan kebijakan random closing.
Namun sayangnya periode random closing ditetapkan pada saat pre-closing yakni pada pukul 14.58 hingga 15.00 WIB sehingga kurang optimal dalam meminimalisir aktivitas pengaturan harga.
Pasalnya investor yang ingin memanipulasi harga tetap dapat melakukan input pembelian saham di harga tinggi pada saat periode pre-closing yakni pukul 14:50 dan akan mendapatkan hasil yang sama terlepas dari adanya aturan random closing ataupun tidak.
Aturan random closing dinilai akan lebih efektif meminimalisir aktivitas marking the close apabila random closing dilakukan saat market sedang running menjelang periode pre-closing yakni tepatnya pada pukul 14:40 hingga 14:50 WIB, sehingga para investor nakal akan lebih kesulitan menarik harga naik menjelang penutupan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000