Dibayangi Kenaikan Suku Bunga, Harga Tembaga Ambles 1% Sehari

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
21 January 2022 12:35
FILE PHOTO: Trucks are parked at the open-pit mine of PT Freeport's Grasberg copper and gold mine complex near Timika, in the eastern region of Papua, Indonesia on September 19, 2015 in this file photo taken by Antara Foto.   REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara FotoATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. IT IS DISTRIBUTED, EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS. FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS MANDATORY CREDIT. INDONESIA OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN INDONESIA./File Photo
Foto: Truk diparkir di tambang terbuka kompleks tambang tembaga dan emas Grasberg PT Freeport dekat Timika, di wilayah timur Papua, Indonesia (19/9/2015). (REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga anjlok karena pertemuan The Fed tinggal menghitung hari. Saat ini pasar penuh ketidakpastian menunggu sinyal tentang kenaikan suku bunga.

Pada Jumat (21/1/2021) pukul 10.15 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.857/ton, turun 1,33% dibandingkan posisi kemarin.

Saat ini perhatian investor tertuju pada pertemuan Federal Reserve (The Fed) yang diagendakan pada 25-26 Januari mendatang untuk mendapatkan sinyal mengenai jadwal kenaikan suku bunga.

Beberapa pembuat kebijakan The Fed mulai memberi kode kapan era suku bunga 0% akan berakhir. Spekulasi tentang kenaikan suku bunga lebih cepat makin panas.

Hingga pekan lalu survei CME FedWatch ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 0,25%-0,5% pada bulan Maret mencapai 84,8%.

Kenaikan suku bunga awal dari bank sentral AS dapat memangkas likuiditas di pasar keuangan dan memperlambat pemulihan di ekonomi terbesar dunia itu.

Masalahnya ketika pemulihan ekonomi melambat, permintaan tembaga akan ikut menyusut. Ini karena tembaga digunakan oleh berbagai sektor strategis dalam perutumbuhan ekonomi negara. Sektor peralatan sehari-hari, konstruksi, infrastruktur, transportasi, dan industrial adalah konsumen tembaga.

Sehingga, saat ekonomi melambat ada potensi sektor tersebut akan lesu dan berdampak negatif terhadap gerak tembaga.


(ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dibayangi 'Hantu' Tapering, Harga Tembaga Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular