Apes! Saham Emiten Anak Po Sun Kok Kena ARB 12 Hari Beruntun
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten properti PT Pollux Properties Indonesia Tbk (POLL) mengawali tahun 2022 dengan peforma yang kurang baik. Pasalnya, saham POLL amblas hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 7% selama 12 hari beruntun.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham POLL merosot 6,96% ke Rp 535/saham pada penutupan Kamis (20/1/2022). Sejak awal tahun, saham ini anjlok sebanyak 13 kali, dengan 12 kali di antaranya menembus batas ARB.
Praktis, saham POLL baru menguat sekali sepanjang Januari ini. Alhasil, secara year to date (ytd), saham POLL anjlok 56,68%.
Sehubungan dengan penurunan harga yang signifikan tersebut, pada Rabu kemarin (19/1), pihak bursa telah memasukkan saham POLL ke dalam kategori saham dengan penurunan yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).
Sebelumnya, dalam tanggapannya terhadap pihak BEI, pada Selasa (17/1), manajemen POLL menjelaskan, perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
Selain itu, jelas pihak POLL, sampai saat ini, tidak ada informasi atau fakta material lain yang belum diungkapkan kepada publik yang dapat mempengaruhi yang harga saham perusahaan.
Manajemen menambahkan, perseroan belum mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu sebagaimana diatur dalam peraturan otoritas keuangan.
Mengenai rencana ke depan, POLL belum memiliki rencana aksi korporasi paling tidak dalam 3 bulan mendatang.
Dikutip dari website perusahaan, POLL adalah grup manajemen dan developer properti yang berspesialisasi dalam mengembangkan properti komersial, apartemen residensial, dan properti ritel di Indonesia.
Sejumlah proyek milik POLL, di antaranya Pollux Amarsvati, Chadstone, Habibie Meisterstadt, dan Technopolis.
Menurut laporan keuangan termutakhir, entitas induk dan entitas induk terakhir perusahaan pada tanggal 30 September 2021 PT Borneo Melawai Perkasa yang menguasai 78,98% saham POLL.
Asal tahu saja, Borneo Melawai Perkasa dimiliki oleh Nico Purnomo, anak dari pengusaha properti Po Sun Kok.
Selain melalui Borneo Melawai, Nico juga mengendalikan POLL lewat PT Pollux Multi Artha, sebuah perusahaan yang ia kendalikan bersama sang ibu Luciana.
Sementara, Po Sun Kok mengendalikan PT Pollux Hotel Group Tbk/POLI (dahulu PT Pollux Investasi Internasional Tbk). Di POLI, Po Sun Kok menguasai 56,95%, sedangkan Luciana memiliki 1 saham POLI.
Keluarga Po Sun Kok adalah pengusaha properti asal Kalimantan Barat dan memulai bisnis properti melalui Pollux Properti dengan proyek pertama di Singapura.
Beberapa proyek properti Pollux adalah Park Residences Kovan, Metro Loft, Pavilion Square, dan Golden Park Residences. Setelah bertahun-tahun bermain di Singapura, keluarga Po akhirnya membangun properti di Indonesia.
Kala itu, kota pertama yang dipilih, bukan Jakarta maupun Bali, melainkan Semarang, kota yang membesarkan usaha Golden Flower Group.
Properti pertama Po Sun Kok adalah Paragon City, yang terdiri atas Mal dan Hotel. Proyek kedua Pollux di Indonesia juga berlokasi di Semarang, yakni apartemen W/R Simpang Lima. Setelah itu, Pollux membangun banyak properti di Jakarta kota lain.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)