Harga Tembaga Nanjak,Gara-gara China?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 20/01/2022 13:55 WIB
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga menguat tersengat ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter China.

Harga tembaga dunia tercatat US$ 9.841,5/ton, naik 1,71% dibandingkan harga penutupan kemarin.


China menurunkan suku bunga untuk menopang ekonomi yang melambat di kuartal IV-2021. Ekonomi hanya tumbuh 4% di Oktober-Desember. Terjadi penurunan dari periode yang sama tahun lalu 4,9%.

Penurunan terjadi akibat kebangkitan virus corona (Covid-19) yang memaksa penguncian di sejumlah wilayah dan melorotnya pasar properti. Belum lagi China sempat mendapat beberapa hambatan akibat krisis energi yang menyebabkan kekurangan listrik.

Untuk itu pemerintah China melonggarkan kebijakan moneternya dengan menurunkan suku bunga. Suku bunga pinjaman satu tahun diturunkan 10 basis poin menjadi 3,70% dari 3,80%. Selain itu, suku bunga pinjaman tenor lima tahun berkurang 5 basis poin menjadi 4,6% dari 4,65%.

Pemotongan LPR diharapkan akan memulai banyak pelonggaran untuk menstimulasi ekonomi China.

"Ada tren penguatan kebijakan makro untuk menstabilkan ekonomi di tengah tekanan penurunan di pasar real estat," kata Huatai Futures.

Kebijakan ini menjadi sentimen positif bagi tembaga karena likuiditas berpotensi membanjiri China sehingga bisa mendorong konsumsi logam.


(ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Siasat Bisnis Es Krim Laris Manis Saat Ekonomi Bergejolak