Bye Wall Street, IHSG Menghijau Dulu ...

Putra, CNBC Indonesia
20 January 2022 09:17
Harga saham emiten bank digital PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) melonjak pada awal perdagangan hari ini, Selasa (11/1/2022). Kenaikan saham BBHI terjadi seiring pengusaha nasional Chairul Tanjung (CT), yang merupakan ultimate shareholder Allo Bank, membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Harga saham emiten bank digital PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) melonjak pada awal perdagangan hari ini, Selasa (11/1/2022). Kenaikan saham BBHI terjadi seiring pengusaha nasional Chairul Tanjung (CT), yang merupakan ultimate shareholder Allo Bank, membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik 0,24% ke level 6.607,80 pada awal perdagangan Kamis (20/1/2022).

Pada 09.10 WIB, IHSG masih berada di zona hijau dengan penguatan 0,18% di level 6.604,02. Kali ini, investor asing melakukan aksi jual atawa net sell tipis sebesar Rp 7,7 miliar.

Saham yang banyak dilepas asing adalah saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net sell sebesar Rp 18,4 miliar dan Rp 10,1 miliar.

Sedangkan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bak Mandiri Tbk (BMRI) menjadi saham yang paling diincar asing dengan net buy masing-masing Rp 17 miliar dan Rp 5,5 miliar.

Semalam Wall Street kembali ditutup melemah. Indeks Dow Jones Industrial dan S&P 500 masing-masing melemah 0,96% dan 0,97%. Sedangkan Nasdaq Composite ambles 1,15%.

Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menyentuh 1,90% sebelum akhirnya turun ke level 1,84%.

Jelang digelarnya rapat anggota pengambil kebijakan the Fed (FOMC) akhir bulan ini, pasar mulai mengantisipasi bahwa bank sentral AS akan lebih agresif dalam melakukan normalisasi kebijakan.

Seperti sebelumnya, perkembangan kasus Covid-19, terutama di Tanah Air, masih menjadi hal terus diperhatikan pelaku pasar. Pasalnya, apabila kasus Covid-19 kembali meninggi, maka akan berpotensi mengganggu proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.

Pada Rabu kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan 1.745 kasus. Dus, total kasus konfirmasi mencapai 4.275.528 kasus.

Sejak awal tahun ini, memang telah terjadi tren kenaikan kasus harian Covid-19. Setidaknya sejak 11 Januari 2022, kasus harian Covid-19 tidak pernah lebih rendah dari 600 kasus.

Angka tersebut lebih tinggi tinimbang pertambahan kasus harian Covid-19 sepanjang Desember 2021, yang berada di rentang 92 - 311 kasus.

Terakhir kali angka kasus harian Covid-19 berada di atas 1.745 kasus (per Rabu kemarin) adalah pada sekitar 3 bulan lalu atau tepatnya 29 September 2021 (1.954 kasus).

Selain itu, hari ini, investor juga akan menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dimulai sejak Rabu kemarin. Adapun yang paling ditunggu pasar adalah soal keputusan suku bunga acuan BI.

BI sendiri diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan bulan ini. Namun ke depan, kemungkinan MH Thamrin-lokasi gedung BI- bakal searah dengan tren kebijakan moneter global: menaikkan suku bunga acuan.

Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat dijadwalkan menggelar RDG edisi Januari 2022 pada 19-20 Januari 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat, tidak ada yang mbalelo.

Jika sesuai ekspektasi, maka suku bunga acuan akan bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 atau hampir setahun. Ini adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia merdeka.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular